Jumaat, 28 April 2017

MILIK HATI...


Tatkala kita diuji dengan apa-apa ujian dari Allah,
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
(Ar-Rum 38)
Kebanyakan kita sering berpaling arah bila sesuatu dugaan atau ujian menimpa diri kita.. sanggup kita menanyakan atau persoalkan pada tuhan mengapa aku diuji begini rupa.. dan sebahagian lagi pula berserah semula kepadaNYA dengan kalimah 
Innalillaahi wa inna ilayhi raaji’uun...

Sebagai manusia hendaklah kembali kepada ALLAH dengan cara merapatkan diri.. menyerahkan hati.. mengingati/berzikir dan menyerahkan jiwa kita kepadaNYA,
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Wahai Musa, Sesungguhnya jika Aku mencintai seorang hamba, maka Aku akan menjadikan dua tanda kepadanya"
Nabi Musa bertanya, "Wahai Rabb, apa kedua tanda itu?"
Allah S.w.t berfirman: "Aku akan mengilhamkannya agar dia berzikir kepada Ku, agar aku dapat menyebutnya di kerajaan langit dan Aku akan menahannya dari lautan murka Ku, agar dia tidak terjerumus dalam azab dan siksaKu."Sesungguhnya milik Allah s.w.t. itu dari mashrik dan maghrib, dimana saja kamu menghadap disitulah kamu akan melihat wajah Allah Swt.
Oleh kerana itu bila kita melafazkan ALLAH maka dengan secara lansung pada hakikatnya kita menyaksikan bahawa semua yang wujud ini adalah Allah s.w.t. semata-mata, tiada yang lain hanya Allah s.w.t. yaitu:

Saksilah pada yang satu itu kepada yang banyak.
Adapun zikir ALLAH HU adalah zikir SIFAT. Zikir ini adalah berlandaskan :
Ertinya :
Saksilah pada yang banyak kepada yang satu

Sesungguhnya maksud saksilah pada yang satu didalam yang satu adalah dengan cara berlandaskan penyaksian yang satu dari yang satu yaitu semuanya dari pada Allah dan kembali kepada Allah.

INNA LILLAHI WAINNA ILLAIHI ROJIU’N.
Maka dengan ini kita akan merasakan bahawa segala ujian itu adalah dariNYA adalah satu anugerah bagi memantapkan diri kita kepadaNYA.. “ Manusia ni, bila dia diuji kesukaran yang teramat sangat, sebenarnya hati dia akan kembali bersih. Di dalam hatinya akan ada ALLAH” maka rugilah pada mereka yang berpaling.
ALLAH SWT berfirman,
“ Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, nescaya hilang semua yang(biasa) kamu seru, kecuali DIA(ALLAH). Tetapi apabila DIA menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling (dari ALLAH) dan manusia memang selalunya kufur” 

(Surah Al-Israa ayat 67)

Dalil dari Hadis Qudsi yang lainnya :
1. ILMU BATIN adalah RAHASIA diantara RahsiaKu. Aku jadikan didalam HATI hamba hambaKu dan tidak ada MENEMPATINYA kecuali AKU.

2. Aku ini BERADA pada SANGKAAN hambaKu. Aku bersamanya ketika dia MENGINGATKU. Bila dia mengingatKu pada HATInya, Aku pun mengingatnya pada DzatKu


jalan Makrifat ini akan di ajar sendiri oleh tuhannya melalui guru batin yaitu diri rahsia Allah (diri rahsianya sendiri). Matlumat terakhir dari pengajian Makrifat adalah untuk kembali semula menjadi Tuhan yaitu pada martabat diri kita di alam gaibul ghaib yakni Ahdah. ( untuk pemahaman lebih mendalam silalahkan bertanya kepada orang-orang Makrifat lagi mursyid )
“ Padaku tiada pahala, tiada syurga yang ku idam-idamkan adalah kekasihku Allah jua “

Bagi peringkat tinggi sebelum itu harus diucapkan:
“Taraktu Ad-Dunia wa Al-Akhirah laka A’tini Mahabbataka wa Ma’rifataka”
Jadi semua berawal dari HATI, kita semua boleh “mengawal” HATI atau PERASAAN kita untuk mengubah NASIB kita kearah yang lebih baik.


Bahwasanya Allah Taala menzahirkan SifatNya untuk menyatakan ZatNya dan menzahirkan Af’alNya untuk menguji SifatNya dan menzahirkan AsmaNya semata-mata untuk menyatakan Sifat af’alNya dan ZatNya.Tidak ada sebab lain Allah Taala menzahirkan segala-galanya melainkan untuk diriNya saja. Jadi dimanakah kita.. apakah kita boleh mengatakan aku tetap aku engkau adalah engkau..?? apakah kita fikir kitalah yang hak...??
Hal ini sesuai dengan Hadits Qudsi :
“Aku dahulu adalah permata yang tersembunyi. Aku rindu untuk dikenal, maka Aku ciptakan makhluk agar ia mengenalKu”

(HR. Bukhari).

“Dan sesungguhnya kamu datang menemui Kami dengan sendirian seperti Kami ciptakan kamu pada awal mula kejadian dan kamu akan meninggalkan dibelakangmu semua apa yang Kami kurniakan kepadamu….. “. 
(QS Al An ‘am 6 : 94).

''Mereka dihadapkan kepada Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang menemui Kami seperti Kami telah menciptakan kamu pada awal mula kejadian, bahkan kamu menyangka bahwa Kami tiada menetapkan janji bagi kamu ''. (QS Al Kahfi 18 : 48).

“Sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulangkali kepada manusia dalam Al Qur’an ini bermacam perumpamaan tetapi kebanyakan manusia enggan menerimanya kecuali ingkar”. (QS Al Isra 17 : 89).

“Dan janganlah engkau sembunyikan kebenaran itu, padahal engkau mengetahuinya”. (QS Al Baqarah 2 : 42).

“Sampaikanlah kebenaran itu walaupun pahit”. 

(HR Bukhari).

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan atau merahsiakan keterangan-keterangan dan petunjuk-petunjuk yang telah Kami turunkan setelah Kami menjelaskannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknat Alllah dan dilaknat pula oleh mereka yang melaknat kecuali orang-orang yang telah bertaubat, berbuat kebaikan dan menerangkan apa-apa yang mereka sembunyikan, maka mereka itulah yang Aku terima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS Al Baqarah 2 : 159-160).

“Sampaikanlah dariku, walaupun satu ayat”. (Al Hadis)


Mudah mudahan dengan sedikit paparan diatas dapatlah kiranya kita semua senantiasa mengingati dan saling berpesan kepada jalan yang lurus.. moga-moga hidup kita dikurniakan RAHMATNYA.. ~aminn..
Wallahu'alam
Jaksa Kotaraja..


Tiada ulasan:

Catat Ulasan