Isnin, 25 Mac 2013

BURUNG HUD-HUD,PUTERI SABA/BALKIS/LEDANG DAN NABI SULAIMAN

                                                gambar hiasan
 ..ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk penerimaannya. Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan pakaiannya..

Saba dan Ratunya bernama Balqis. Kisah tentang negeri Saba dan penduduknya terdapat di dalam al-Quran, iaitu surah Saba ayat 15-21. Surah Saba diturunkan di Mekah, mengandungi 54 ayat. Dinamakan surah Saba (perihal penduduk Saba), kerana kisah mereka ada disebutkan pada ayat-ayat 15 hingga 21. Pada awal surah ini, Allah menegaskan bahawa segala puji bagi-Nya kerana Dialah yang menciptakan dan menguasai seluruh alam, dan Dialah yang maha melimpah nikmat-Nya dan rahmat-Nya kepada sekalian makhluk-Nya di alam kehidupan ini, dan yang maha melimpah nikmat-Nya dan rahmat-Nya kepada orang-orang beriman pada hari akhirat.

Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada diantara kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk melakukan tugas dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan yang nyata.

Berkata burung Hud-hud yang hinggap didepan Sulaiman sambil menundukkan kepala ketakutan: “Aku telah melakukan penerbangan pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh paduka Tuan. Aku telah menemukan sebuah kerajaan yang besar dan mewah di negeri Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang ratu itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang berkilauan. Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada matahari. Mereka bersujud kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari jalan yang lurus dan benar.”

Berkata Sulaiman kepada Hud-hud: “Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu karena berita yang engkau bawakan ini yang aku anggap penting untuk diperhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti perkembangan selanjutnya bagaimana jawaban ratu Saba atas suratku ini.”

Hud-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan Saba dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas tahtanya. Ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Ia lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya. Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah dariku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.”

Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan para penasihat kerajaan berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan apa yang harus diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu.

Berkatlah para pembesar itu ketika diminta petimbangannya: “Wahai paduka tuan ratu, kami adalah putera-putera yang dibesarkan dan dididik untuk berperang dan bertempur dan bukan untuk menjadi ahli pemikir atau perancang yang patut memberi partimbangan atau nasihat kepadamu. Kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu.”

Ratu Balqis menjawab: “Aku memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kamu mengutamakan cara kekerasan dan kalau perlu kamu tidak akan gentar masuk medan perang melawan musuh yang akan menyerbu. Aku sangat berterima kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung nyawa untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku tidak sependirian dengan kamu sekalian. Menurut partimbanganku, lebih bijaksana bila kami menempuh jalan damai dan menghindari cara kekerasan dan peperangan. Sebab bila kami menentang secara kekerasan dan sampai terjadi perang dan musuh kami berhasil menyerbu masuk kota-kota kami, maka niscaya akan berakibat kerusakan dan kehancuran yang sangat menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan segala bangunan, memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan nenek moyang kami. Hal yang demikian itu adalah merupakan akibat yang wajar dari tiap peperangan yang dialami oleh sejarah manusia dari masa ke semasa. Maka menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku akan coba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya.”

Selagi Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang akan dikirim kepada Sulaiman dan memilih orang-orang yang akan menjadi utusan kerajaan membawa hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi Sulaiman burung pengintai Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis untuk mengirim utusan membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya. Setelah mendengar berita yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman mengatur rencana penerimaan utusan Ratu Balqis dan memerintahkan kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya yang akan menyilaukan mata utusan Balqis bila mereka tiba.

Tatkala utusan Ratu Balqis datang, diterimalah mereka dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan setelah mendengar uraian mereka tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan hadiah kerajaan yang dibawanya, berkatalah Nabi Sulaiman: “Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengaruniaiku dengan karunia dan nikmat yang tidak diberikannya kepada seseorang dari makhluk-Nya. Di samping itu aku telah diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas yang kekuasaanku tidak saja berlaku atas manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana aku akan dapat dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini. Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang besar hadiah yang kamu bawakan ini dan mengira bahawa akan tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yang sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai- orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku.”

Utusan Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa yang mereka alami dan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Balqis berfikir, jalan yang terbaik untuk menyelamatkan diri dan kerajaannya ialah menyerah saja kepada tuntutan Sulaiman dan datang menghadap dia di istananya. Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa yang dia telah ancamkan melalui rombongan utusan bukanlah ancaman yang kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah diri.

Berkata Ifrit, seorang Jin yang tercerdik: “Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat dipercayai.” Seorang lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: “Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu.(
seorang menteri manusia bernama Asif bin Burkhya (seorang abadi dan soleh) yang pula sanggup mendatanglan Istana Ratu Saba’ itu sebelum Mata Nabi Sulaiman as sempat berkelip pun dengan karamah kurnian Allah swt (disinilah disebutkan dalil bahawa Karamah Wali Allah boleh mengatasi Sakti milik Jin). Ada beberapa versi akan cerita ini, ada yang mengatakan orang soleh itu adalah Nabi Allah Khaidir as dan ada juga yang mengatakan mungkin juga Nabi Sulaiman as sendiri. Maka Istana Kerajaan Saba’ pun dipindahkan bersebelahan Istana Nabi Sulaiman. Kemudiannya ia telah dicantikkan lagi oleh semua balatentera Nabi). 
Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada didepannya, berkatalah ia: “Ini adalah salah satu kurniaan Tuhan kepadaku untuk mencuba apakah aku bersyukur atas kurniaNya itu atau mengingkariNya, kerana barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurniaan Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia.”

Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman memerintahkan orang-orangnya agar mengubah sedikit bentuk dan warna tahta Ratu itu yang sudah berada di depannya kemudian setelah Ratu itu tiba berserta pengiring-pengiringnya, bertanyalah Nabi Sulaiman seraya menundingkan jari kepada tahtanya: “Serupa inikah tahtamu?” Balqis menjawab: “Seakan-akan ini adalah tahtaku sendiri,” seraya bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana mungkin bahawa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahawa tahta itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba.

Selagi Balgis berada dalam keadaan kacau fikiran, keheranan melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman, ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk penerimaannya. Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan pakaiannya.

Berkata Nabi Sulaiman kepadanya: “Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini.”

“Oh,Tuhanku,” Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman, “aku telah lama tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan karunia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”
Kemudian ia berkata seperti yang diungkapkan di dalam Quran, firman Allah SWT surah An Naml ayat 44 bermaksud: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah Tuhan semesta alam.” Setelah itu Ratu Balqis pun berkahwin dengan Nabi Sulaiman as. Peristiwa pernikahan Nabi Sulaiman dengan Ratu Balqis ini terjadi pada hari Jumaat.

Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan menurut sementara ahli tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi Sulaiman pada akhirnya berkhawin dengan Balqis dan dari perkawinannya itu lahirlah seorang putera. Menurut pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia, mereka adalah keturunan Nabi Sulaiman dari putera hasil perkawinannya dengan Balqis itu. ~Wallahu'alam

~jaksa kotaraja

Ahad, 24 Mac 2013

PUTERI SABA/BALKIS/LEDANG


..Balqis termasuk seorang Ratu yang bijaksana, suka berunding dan berdamai. Negeri Saba yang dipimpinnya disebut di dalam al-Quran sebagai negeri yang baik dengan Tuhan Yang Maha Pengampun (Surah Saba: 15), kerana Allah s.w.t telah mengurniai tanah Saba dengan lading-ladang yang amat subur..

Kerajaan Saba’ dan Maharaninya bernama Ratu Balqis. Ratu Balqis berketurunan manusia dan jin. Ayahnya seorang Raja bernama Shurahil dan Ibunya bernama Rayhanah As-Sakn daripada satu bangsa Jin. Maka lahirlah Balqamah, nama asal Ratu Balqis yang telah diberi oleh Ibunya. Kepercayaan asal Raja dan rakyat Kerajaan Saba’ ini ialah percaya kepada Allah, tetapi telah dipisongkan oleh Syaitan (yang zahir menyerupai orang alim) mengajar mereka menyembah matahari dan beragama Majusi.
Telah dikatakan juga apabila raja iaitu ayah kepada Balqamah meninggal dunia, mereka melantik Balqamah menjadi Ratu.


Sebuah hadis sahih daripada Ibnu Abbas menjelaskan bahawa Rasulullah s.a.w pernah ditanya seseorang, yang bermaksuid: “Apakah Saba itu nama negeri atau nama seseorang?” Nabi menjawab, “Dia adalah manusia beranak sepuluh. Enam tinggal di Yaman dan empat di Syam. Yang di Yaman ialah Mudzhij, Kindah, Alazad, Asa’ariyum, Anmar dan Himyar. Yang di Syam adalah Lakham, Judzam, Amilah dan Ghassan.”
Nenek moyang mereka dikatakan berasal daripada kabilah-kabilah Arab Yaman. Asal kediaman mereka bernama Saba, kemudian menjadi nama negeri atau kerajaan dengan ibu kota Maarib.

Kerajaan Saba pernah dipimpin oleh seorang Ratu yang bernama Balqis. Kepimpinan Balqis menunjukkan bahawa seorang wanita boleh terlibat dan berperanan dalam mengelola pemerintahan. Balqis termasuk seorang Ratu yang bijaksana, suka berunding dan berdamai. Negeri Saba yang dipimpinnya disebut di dalam al-Quran sebagai negeri yang baik dengan Tuhan Yang Maha Pengampun (Surah Saba: 15), kerana Allah s.w.t telah mengurniai tanah Saba dengan lading-ladang yang amat subur.

Allah s.w.t melimpahkan rezeki-Nya kepada penduduk Saba dengan memberi mereka dua kumpulan kebun yang luas lagi amat subur. Namun kerana mereka tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan, Allah s.w.t menggantikan pohon-pohon di kebun itu dengan pohon yang berbuah pahit, iaitu pohon Asl dan Sidr. Asl adalah pohon yang berakar kuat sehingga sukar dicabut. Adapun pohon Sidr adalah pohon yang tidak mengenyangkan untuk dimakan.

Kisah negeri Saba dengan penduduknya merupakan petunjuk, pengajaran dan tanda akan nyatanya kekuasaan Allah s.w.t, sebagaimana firman-Nya: “… Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka…”

(Surah Saba: 15).

@ banyak pendapat mengatakan diMalaysia,gunung ledang adalah tempat asal kediaman puteri balkis sebelum beriman dengan Allah dan ketika itu nusantara Asian dipenuhi candi yang berasaskan agama majusi(penyembah api/matahari). Selepas berpindahnya istana tersebut dan berimannnya puteri Balkis maka candi tersebut terkuburnya dengan sendiri hingga ke hari ini....
Wallahu'alam.........
~jaksa kotaraja.

Isnin, 18 Mac 2013

Berdisiplin Dalam Makan Dan Minum

..Janganlah makan salah seorang kamu dengan tangan kirinya dan janganlah minum (salah seorang kamu dengan) tangan kirinya; maka sesungguhnya syaitan makan  dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.)''..

Berdisiplin Dalam Makan Dan Minum


Kebanyakan penyakit yang menimpa manusia berkait rapat dengan makan dan minum mereka. Nabi s.a.w. sering kali mengingatkan umat Islam tentang bahaya perut supaya mereka berwaspada dengannya.
Sabda Rasulullah s.a.w : ''Jangan kamu makan banyak, nanti minum pun akan banyak , maka hati kamu akan menjadi keras''.
Di dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali telah menyenaraikan tujuh adab sebelum makan dan ia perlu diambil berat:
Memastikan makanan daripada sumber yang halal.
Membasuh tangan.
Meletakkan makanan di dalam bekas yang diletakkan di atas lantai kerana ia melatih diri tawaduk. Jika sekiranya makanan di letakkan di atas meja tanpa melampaui batas, ia tidaklah dilarang.
Duduk dengan cara yang betul dan dilarang makan sambil berbaring atau bersandar.
Berniat supaya makanan itu mendatangkan kekuatan untuk beribadah kepada Allah.
Bergembira dengan rezeki yang terhidang dan bersyukur.
Berusaha supaya tidak makan seorang diri tetapi bersama-sama dengan orang lain walaupun daripada kalangan keluarga dan anak sendiri.

Selain itu, Imam Ghazali juga turut menyenaraikan beberapa adab ketika makan yang perlu dijaga supaya makanan itu diberkati oleh Allah S.W.T.:
Mulakan dengan bismilah dan doa.
Makan dengan tangan kanan.
Mengunyah dengan baik.
Jangan dicaci sebarang makanan.
Sebaik-baiknya makan makanan yang paling hampir kecuali buah-buahan.
Jangan menghembus di atas makanan yang panas. Tunggulah dengan sabar.
Jangan makan secara berlebihan.
Apabila terpaksa minum air, pastikan dalam kadar yang sedikit kecuali dalam keadaan terdesak.

Disamping itu, Imam Ghazali juga turut menggariskan beberapa adab selepas makan:
Berhenti makan sebelum kenyang.
Menjilat jari.
Membasuh tangan.
Berdoa.
Mengeluarkan makanan yang terlekat dicelah gigi atau flossing.
Banyak bersyukur kepada Allah S.W.T.
Beristighfar supaya diampunkan Allah andainya terdapat unsur-unsur syubhah pada makanan itu.


Diriwayatkan hadith dari Ubaidillah b Abdullah b Omar hadith dari Abdullah b Omar bahawasanya Nabi (s.a.w) bersabda:'' Jangalah makan salah seorang kamu dengan tangan kirinya dan janganlah minum (salah seorang kamu dengan) tangan kirinya; maka sesungguhnya syaitan makan dia dengan tangan kirinya dan minum dia dengan tangan kirinya.)''  Hadith at-Termidzi.

Sabda Rasullullah SAW,“Kami adalah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan apabila kami makan tidaklah sampai memadatkan perut.”

Ahad, 17 Mac 2013

CARA RASULULLAH NIKMATI HIDANGAN...


..Tiadalah wadah yang disisi anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya sendiri, di mana dia menyangka bahawa dengan beberapa makanan, maka tulang sulbi (kekuatannya) akan dapat tegak kembali. Seandainya dia terpaksa bersikap demikian, maka (isilah perutnya) sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan yang sepertiga lagi dikosongkan untuk pernafasan (bernafas).”..

Firman Allah s.w.t.dalam Al-Quran pada Surah Al-A’raf ayat 31 yang bermaksud :
“Makan dan minumlah, tetapi janganlah berlebihan, sesungguhnya Allah s.w.t. tidak suka orang yang berlebih-lebihan.”
Seperti manusia biasa lain, Rasulullah s.a.w juga makan dan minum. Namun Baginda seorang yang amat berdisplin dalam hal makan dan minum. Alangkah baik jika kita mengamalkan sunah Rasulullah ini kerana ia bukan sahaja mendapat keberkatan, tetapi baik untuk kesihatan.

Kepentingan menjaga permakanan dapat dapat diterangkan dalam hadis nabi s.a.w yang diriwayatkan oleh At-Tirmizi dari Abdullah Al-ashory, Rasulullah s.a.w bersabda. Maksudnya, "Sesiapa dalam keadaan badan sihat, aman, bahagia dan memiliki makanan yang mencukupi, seolah-olah dunia ini miliknya."

ADAB MAKAN DAN MINUM

Beberapa cara makan dan minum yang diamalkan oleh Rasulullah seperti berikut:

Sebelum makan , Baginda membasuh tangan, selepas itu dimulakan makan dengan tangan kanan.

Memulakan makan dan minum dengan lafaz 'Bismillahi rahmani rahim' yang bermaksud dengan nama Allah yang Maha Pemurah Lagi Maha Mengasihani.

Diikuti dengan doa. Sekiranya terlupa Baginda akan menyebut, 'Bismillahi awwala wal aakhirah,' bermaksud, 'dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhir.'

Baginda makan sambil duduk dalam posisi 'Mutawarikan', iaitu meletakkan pinggul pada kedua-dua tumit dan menempatkan telapak kaki kiri di atas punggung kanan.

Rasulullah s.a.w juga tidak makan sambil bersandar, seperti yang diriwayatkan dalam hadis At-Tirmizi, Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Majah: "Aku tidak makan sambil bersandar."
Bagaimanapun Anas bin Malik berkata bahawa dia pernah melihat baginda makan sambil bersandar disebabkan seperti yang diriwayatkan oleh At-Tarmizi, Muslim dan Abu Dawud. iaitu, "Rasulullah s.a.w pernah dihidangkan kurma, aku pernah melihat baginda makan sambil duduk bersandar kerana lapar."

Apabila makan, Baginda tidak makan secara berlebihan, sebaliknya dengan kadar sederhana. Dimulai dengan makanan yang paling hampir. Rasulullah s.a.w tidak makan sehingga memenuhi mulut atau gelojoh.
Amalan Rasulullah ini amat sesuai dicontohi sebagaimana Firman Allah s,w,t yang bermaksud, "Makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan..." (Surah Al-A'raf: 31).

Baginda tidak banyak bicara ketika makan.

Apabila minum, Baginda tidak minum sambil berdiri kecuali jika dalam keadaan terpaksa. Nabi s.a.w mempunyai displin khusus dari segi minuman. Berdasarkan perlakuan Baginda, adalah makruh minum sebaik selesai bersukan atau melakukan kerja berat atau setelah habis makan atau sebelum makan. Ini kerana ia tidak baiak untuk kesihatan. Seelok-eloknya berehat seketika setelah selesai melakukan aktiviti tersebut, kemudian barulah minum.
selain itu, sebuah hadis daripada Anas bin Malik menyebut, "Rasulullah s.a.w minum dengan tiga kali nafas. Baginda berkata, ''Ia lebih melegakan dan lebih menyihatkan.''
Maksud tiga kali nafas ketika minum ialah dengan manjauhkan bekas minuman, berhafas kemudian minum lagi. Kita dilarang bernafas di dalam gelas ketika minum, "Jika seseorang diantara kalian minum, maka janganlah bernafas di dalam gelas minuman, tetapi hendaklah direnggangkan dari bibir."

Menurut K'ab bin Malik, Nabi Muhammad s.a.w menjilat jari sebanyak tiga kali sesudah makan, Seperti yang diriwayatkan oleh Imam tirmizi dan Muslim. Anas bin Malik berkata, "Apabila selesai makan Rasulullah s.a.w menjilat ketiga-tiga jarinya." (HR: tirmizi, Muslim dan Abu Dawud)

Usai makan, Baginda tidak terus bangun, sebaliknya mengakhiri dengan menyebut 'Alhamdulillah' dan doa. Maksudnya, "Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan menganugerahkannya kepadaku tanpa susah payah." Kemudian diakhiri dengan mencuci tangan. 

Larangan Makan Berlebihan


Islam melarang umatnya makan secara berlebihan berdasarkan sabda Nabi s.a.w., yang bermaksud: “ Orang mukmin itu makan menggunakan sebuah perut; sedangkan orang kafir itu makan dengan menggunakan tujuh buah perut.” (Hadis Riwayat Bukhari)
Rasulullah s.a.w.  bersabda : “Tiadalah wadah yang disisi anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya sendiri, di mana dia menyangka bahawa dengan beberapa makanan, maka tulang sulbi (kekuatannya) akan dapat tegak kembali. Seandainya dia terpaksa bersikap demikian, maka (isilah perutnya) sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan yang sepertiga lagi dikosongkan untuk pernafasan (bernafas).”

Jelas kepada kita dari kedua hadis yang atas, bahawa nabi kita Muhammad s.a.w. telah terlebih dahulu mengetahui akan hal itu, dan mendahului ilmu kedoktoran yang ada masa kini. Dapat disimpulkan dari hadis di atas bahawa perut dijadikan untuk menegakkan tulang sulbi (penegak badan) dengan sebab makan, manakala kenyang pula akan menjadi sesuatu yang buruk, apabila ia boleh membawa kerosakkan pada agama, dan juga kesihatan.

Adalah sesungguhnya saluran utama masuknya syaitan dengan mudah melalui seseorang individu itu ialah disebabkan oleh terlampau banyaknya makan (terlalu kenyang), kerana ia menjadikan seseorang itu berat untuk melakukan ibadah kepada Allah dan mendorong kepada melakukan maksiat-maksiat yang lain. Ini jelas menunjukkan bahawa mudah bagi syaitan untuk menguasai seseorang itu tatkala perutnya dipenuhi dengan makanan.

Rasulullah SAW bersabda : “Tiada suatu wadah pun yang dipenuhi oleh anak-anak Adam yakni manusia, yang lebik buruk daripada perutnya . Cukuplah untuk anak Adam itu beberapa suapan saja asalkan sudah dapat menegakkan tulang rusuknya . Tetapi kalaupun tidak boleh ,tidak harus makan melebihi beberapa suapan , sepertiganya untuk tempat minuman dan sepertiganya lagi untuk kejernihan jiwanya”.

wallahu'alam.....
~jaksa kotaraja...