..diberitakan oleh Rasulullah :“Hanyalah yang membinasakan orang-orang sebelum kamu adalah ketidakadilan mereka, di mana bila ada orang mulia di kalangan mereka yang mencuri, mereka biarkan (tidak diberi sangsi hukum), namun bila yang mencuri itu orang yang lemah, mereka tegakkan hukum had padanya.”..
Rasullullah bersabda;“Kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Ulama kita menerangkan dengan berpandukan pada hadits di atas bahwa kezaliman merupakan sebab kegelapan bagi pelakunya hingga ia tidak mendapatkan arah/jalan yang akan dituju pada hari kiamat atau menjadi sebab kesempitan dan kesulitan bagi pelakunya.
Mungkin ada di antara kita yang masih bertanya-tanya, apa yang dimaksudkan dengan zalim? Dalam bahasa Arab, zalim bermakna meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Asal kata zalim adalah kejahatan dan melampaui batas, dan juga menyimpang dari keseimbangan.
Sedar ataupun tidak, kita sering berbuat zalim. Padahal kezaliman bukanlah perkara remeh. Hukumnya haram dalam syariat Allah. Bahkan Allah mengharamkannya bagi diriNya. Dia Yang Maha Suci berfirman dalam hadits qudsi:“Wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram di antara kalian maka janganlah kalian saling menzalimi…” (HR. Muslim)
Mengingat hal di atas, dalam perkara ini kita cuba membahas tentang kezaliman, semoga dapat menjadi peringatan yang bermanfaat.“Berilah peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi kaum mukminin.” (Adz-Dzariyat: 55)
Bentuk-Bentuk Kezaliman
Kezaliman banyak bentuknya, di antaranya:
1. Berbuat zalim pada diri sendiri, dengan melakukan dosa-dosa dan kemaksiatan.
Allah telah melarang dari berbuat zalim seperti ini sebagaimana dalam firman-Nya:“Janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian pada bulan-bulan haram1 itu (dengan melakukan perbuatan yang dilarang).” (At-Taubah: 36)
2. Kezaliman seseorang kepada saudaranya,terjadi dengan cara:
@ ia melanggar kehormatan saudaranya
@ ia menyakiti tubuh saudaranya
@ ia mengganggu/merampas harta saudaranya
Semua ini diharamkan. Nabi kita yang mulia n telah bersabda:
“Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian adalah haram bagi kalian (untuk ditumpahkan, dirampas, dan dilanggar), sebagaimana keharaman hari kalian ini, pada bulan kalian ini dan di negeri kalian ini.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Mengubah perkara yang Allah syariatkan.
Mengganti (bongkar pasang) syariat yang diturunkan dari atas langit dengan aturan atau undang-undang rendahan yang dibuat oleh manusia, termasuk kezaliman yang terbesar. Allah I berfirman mengancam orang-orang yang tidak mau berhukum dengan syariat-Nya:“Siapa yang tidak mau berhukum dengan hukum yang Allah turunkan maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (Al-Ma`idah: 45)
Mereka berbuat zalim karena mereka telah menempatkan perkara tidak pada tempat yang semestinya.
4. Menzalimi haiwan
Rasulullah SAW pernah bersabda:“Ada seorang wanita yang diazab kerana seekor kucing yang diikat/ dikurungnya hingga mati, si wanita masuk neraka kerananya. Kucing itu tidak diberinya makanan, tidak diberinya minum, tidak pula dilepaskannya untuk ia memakan serangga/haiwan yang ada di tanah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Sa‘id ibnu Jubair t berkata: “Suatu ketika saat aku sedang berada di sisi Ibnu Umar , mereka melewati anak-anak muda atau sekumpulan orang yang mensasarkan seekor ayam betina sebagai sasaran mata anak panah yang dilemparkan''. Ketika anak-anak muda itu melihat Ibnu ‘Umar, mereka pun lari meninggalkan ayam tersebut. Ibnu ‘Umar berkata: “Siapa yang melakukan hal ini? Sesungguhnya Nabi telah melaknat orang yang melakukan perbuatan seperti ini.” (HR. Bukhari)
5. Membezakan manusia dalam penerapan hukum berdasarkan status sosial.
Perbuatan seperti ini sama ertinya membuat kerosakan di muka bumi kerana akan menumbuhkan perasaan cemburu, kebencian, dan permusuhan di tengah masyarakat yang berbeza-beza status fahaman sosialnya. Tentunya muara dari semua ini adalah kebinasaan, sebagaimana keadaan umat terdahulu yang diberitakan oleh Rasulullah :“Hanyalah yang membinasakan orang-orang sebelum kamu adalah ketidakadilan mereka, di mana bila ada orang mulia di kalangan mereka yang mencuri, mereka biarkan (tidak diberi sangsi hukum), namun bila yang mencuri itu orang yang lemah, mereka tegakkan hukum had padanya.” (HR. Ahmad, dishahihkan dalam Shahihul Jami` no. 2344)
@bermakna orang yang berpengaruh atau berkuasa bebas melakukan kesalahan/jenayah serta lepas dari hukuman dan pada orang kebanyakan,mereka akan dikenakan hukuman yang setimpal atua berat...
Maha Suci Allah dari Berbuat Zalim
Allah mengharamkan perbuatan zalim dan Dia mensucikan diri-Nya dari sifat tersebut.“Dan sesungguhnya Allah tidaklah menzalimi hamba-hamba-Nya.” (Ali ‘Imran: 182)
“Sesungguhnya Allah tidaklah berbuat zalim walau seberat semut yang kecil.” (An-Nisa: 40)
Dalam hadits qudsi, Allah I berfirman:
“Wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku…” (HR. Muslim)
Berbuat Zalim adalah Tabiat Manusia.
Allah berfirman:“Sesungguhnya manusia itu sangatlah zalim lagi kufur.” (Ibrahim: 34)
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim lagi amat bodoh.” (Al-Ahzab: 72)
Dua ayat di atas cukuplah menjadi dalil bahwa manusia memiliki tabiat suka berbuat zalim. Kerananya, kita harus mencari ubat/penawar bagi penyembuh dari penyakit tabiat tersebut. Bukankah Allah telah memerintahkan kita untuk membersihkan tabiat jiwa dari perkara yang mengotorinya?“Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotori jiwanya.” (Asy-Syams: 9-10)
Penyucian jiwa tersebut dilakukan dengan memaksanya agar menurut dan mengikuti manhaj/aturan Allah.
Cara Membersihkan Jiwa dari Berbuat Zalim.
Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bersungguh-sungguh memaksa jiwa mereka agar bersih dari perbuatan yang buruk seperti berupa kezaliman, sombong, hasad, dan selainnya. Allah menjanjikan untuk memberikan petunjuk kepada jalan keselamatan bagi orang yang berbuat demikian kerana mengharapkan rahmatNya.
“Orang-orang yang bersungguh-sungguh berupaya mencari keredhaan Kami, nescaya Kami akan memberi mereka petunjuk kepada jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat ihsan.” (Al-’Ankabut: 69)
Berikut ini beberapa hal yang dapat membantu seseorang agar terhindar dari berbuat zalim:
1. Bertakwa kepada Allah
Takwa sebagai wasiat Allah I kepada hamba-hamba-Nya yang awal sampai yang akhir, merupakan asas agama ini. Dengan takwa seorang hamba akan menahan dirinya dari melanggar batasan-batasan Allah I. Karena itu setiap jiwa hendaklah merealisasikan takwa dan mengetahui keagungan dan kebesaran Allah .
“Mereka tidaklah mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan, padahal bumi seluruhnya berada dalam genggaman-Nya pada hari kiamat, dan langit-langit dilipat dengan tangan kanan-Nya. Maha suci Dia lagi Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan.” (Az-Zumar: 67)
Seorang yang berbuat zalim seandainya memiliki pengagungan kepada Allah dengan sebenar-benar pengagungan nescaya ia akan menarik diri dan berhenti dari kezaliman yang dilakukannya.
2. Tawadhu‘/rendah hati
Nabi memberi penekanan untuk bersikap tawadhu.“Sesungguhnya Allah I mewahyukan kepadaku agar hendaknya kalian bersikap tawadhu’ hingga seseorang tidak berbuat zalim kepada orang lain, dan seseorang tidak me-nyombongkan diri di hadapan orang lain.” (HR. Muslim)
Tawadhu‘ adalah penawar kepada kezaliman, adapun sombong merupakan sebab . Tawadhu'' ini boleh diupayakan oleh seseorang dengan cara terus melatih dan membiasakan jiwanya agar bersikap tawadhu.
3. Melepaskan diri dari sifat hasad
Karena hasad merupakan sebab kezaliman dan Nabi sendiri telah melarang dari berbuat hasad.“Dan janganlah kalian saling hasad…” (HR. Muslim)
4. Menganjurkan jiwa untuk bersemangat meraih apa yang Allah janjikan kepada orang-orang yang berlaku adil/tidak zalim.
Rasulullah n bersabda:“Ada tujuh golongan yang dinaungi oleh Allah dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya …” Di antara tujuh golongan itu disebutkan :“Pimpinan yang adil.” (HR. Muslim) Beliau n juga bersabda; “Sesungguhnya orang-orang yang adil di sisi Allah berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya di sebelah kanan tangan kanan Ar-Rahman dan kedua tangan-Nya kanan….” (HR. Muslim)
5. Menghadap kepada Allah dengan berdoa bersungguh-sungguh.
Allah Maha Mengabulkan doa sebagaimana Dia berfirman: ''Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan permintaan kalian…'' Maka semestinya seorang hamba senantiasa berdoa memohon pertolongan kepadaNya agar dirinya dihindarkan dari perbuatan zalim.
@Bulan-bulan haram ada 4 yaitu Muharram, Rajab, Dzulqaedah, dan Dzulhijjah. Dalam bulan-bulan haram ini dilarang melakukan peperangan.
DAN FIRMAN ALLAH SWT ;
[42] Dan janganlah engkau (wahai Muhammad) menyangka Allah lalai akan apa yang dilakukan oleh orang-orang yang zalim; sesungguhnya Ia hanya melambatkan balasan mereka hingga ke suatu hari yang padanya terbeliak kaku pemandangan mereka, (kerana gerun gementar melihat keadaan yang berlaku). [43] (Dalam pada itu) mereka terburu-buru (menyahut panggilan ke padang Mahsyar) sambil mendongakkan kepala mereka dengan mata tidak berkelip, dan hati mereka tidak bersemangat (kerana bingung dan cemas). [44] Dan berilah amaran (wahai Muhammad) kepada manusia yang ingkar itu jangan mereka lupakan hari kiamat yang padanya mereka akan didatangi azab, kerana pada saat itu, orang-orang yang berlaku zalim akan merayu dengan berkata: “Wahai Tuhan kami, (kembalikanlah kami ke dunia dan) berilah tempoh kepada kami hingga ke suatu masa yang dekat, supaya kami menyahut seruanMu (untuk mengesakanMu dan mentaati perintahMu), dan supaya kami menurut ugama yang disampaikan oleh Rasul-rasul itu”. Dan (rayuan mereka akan ditolak dengan dikatakan kepada mereka): “Tidakkah kamu telah diberikan tempoh untuk berbuat demikian, dan bukankah kamu telah bersumpah (semasa kamu dalam dunia) dahulu, bahawa keadaan kamu tidak akan mengalami sebarang perubahan? [45] “Padahal kamu telah mendiami tempat-tempat tinggal orang-orang yang berlaku zalim kepada diri mereka sendiri, serta telah ternyata kepada kamu dengan bukti-buKti yang jelas bagaimana Kami telah mengubah keadaan mereka (dengan menimpakan mereka berbagai bencana), dan Kami pula telah nyatakan kepada kamu berbagai contoh perbandingan (di dalam Al-Quran dan melalui sabda Rasul)”. [46] Dan sesungguhnya mereka telah menjalankan rancangan jahat mereka (untuk menentang Islam), sedang di sisi Allah ada balasan bagi rancangan jahat mereka, walau rancangan jahat mereka itu, dapat melenyapkan gunung-ganang sekalipun. [47] Oleh itu, janganlah engkau menyangka Allah memungkiri janjiNya kepada Rasul-rasulNya; sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Sedia Membalas (orang-orang yang menderhaka kepadaNya). [48] (Ingatlah) masa hari bumi ini diganti dengan yang lain, demikian juga langit; dan manusia semuanya keluar berhimpun mengadap Allah, Yang Maha Esa, lagi Maha Kuasa. [49] Dan engkau akan melihat orang-orang yang berdosa pada ketika itu diberkas dengan belenggu. [50] Pakaian mereka dari belangkin (minyak tar), dan muka (serta seluruh badan) mereka diliputi oleh jilatan api neraka. [51] (Keluarnya manusia dari kubur masing-masing itu ialah) kerana Allah akan membalas tiap-tiap seorang apa yang ia telah usahakan; sesungguhnya Allah amat cepat hitungan hisabNya. [52] (Al-Quran) ini disampaikan kepada manusia supaya mereka diberi ingat dan diberi nasihat dengannya; dan supaya mereka mengetahui (dengan hujjah-hujjah yang tersebut di dalamnya) bahawa sesungguhnya Allah ialah Tuhan Yang Maha Esa; dan supaya orang-orang yang mempunyai fikiran, beringat dan insaf.
Rasullullah bersabda;“Kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Ulama kita menerangkan dengan berpandukan pada hadits di atas bahwa kezaliman merupakan sebab kegelapan bagi pelakunya hingga ia tidak mendapatkan arah/jalan yang akan dituju pada hari kiamat atau menjadi sebab kesempitan dan kesulitan bagi pelakunya.
Mungkin ada di antara kita yang masih bertanya-tanya, apa yang dimaksudkan dengan zalim? Dalam bahasa Arab, zalim bermakna meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Asal kata zalim adalah kejahatan dan melampaui batas, dan juga menyimpang dari keseimbangan.
Sedar ataupun tidak, kita sering berbuat zalim. Padahal kezaliman bukanlah perkara remeh. Hukumnya haram dalam syariat Allah. Bahkan Allah mengharamkannya bagi diriNya. Dia Yang Maha Suci berfirman dalam hadits qudsi:“Wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram di antara kalian maka janganlah kalian saling menzalimi…” (HR. Muslim)
Mengingat hal di atas, dalam perkara ini kita cuba membahas tentang kezaliman, semoga dapat menjadi peringatan yang bermanfaat.“Berilah peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi kaum mukminin.” (Adz-Dzariyat: 55)
Bentuk-Bentuk Kezaliman
Kezaliman banyak bentuknya, di antaranya:
1. Berbuat zalim pada diri sendiri, dengan melakukan dosa-dosa dan kemaksiatan.
Allah telah melarang dari berbuat zalim seperti ini sebagaimana dalam firman-Nya:“Janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian pada bulan-bulan haram1 itu (dengan melakukan perbuatan yang dilarang).” (At-Taubah: 36)
2. Kezaliman seseorang kepada saudaranya,terjadi dengan cara:
@ ia melanggar kehormatan saudaranya
@ ia menyakiti tubuh saudaranya
@ ia mengganggu/merampas harta saudaranya
Semua ini diharamkan. Nabi kita yang mulia n telah bersabda:
“Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian adalah haram bagi kalian (untuk ditumpahkan, dirampas, dan dilanggar), sebagaimana keharaman hari kalian ini, pada bulan kalian ini dan di negeri kalian ini.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Mengubah perkara yang Allah syariatkan.
Mengganti (bongkar pasang) syariat yang diturunkan dari atas langit dengan aturan atau undang-undang rendahan yang dibuat oleh manusia, termasuk kezaliman yang terbesar. Allah I berfirman mengancam orang-orang yang tidak mau berhukum dengan syariat-Nya:“Siapa yang tidak mau berhukum dengan hukum yang Allah turunkan maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (Al-Ma`idah: 45)
Mereka berbuat zalim karena mereka telah menempatkan perkara tidak pada tempat yang semestinya.
4. Menzalimi haiwan
Rasulullah SAW pernah bersabda:“Ada seorang wanita yang diazab kerana seekor kucing yang diikat/ dikurungnya hingga mati, si wanita masuk neraka kerananya. Kucing itu tidak diberinya makanan, tidak diberinya minum, tidak pula dilepaskannya untuk ia memakan serangga/haiwan yang ada di tanah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Sa‘id ibnu Jubair t berkata: “Suatu ketika saat aku sedang berada di sisi Ibnu Umar , mereka melewati anak-anak muda atau sekumpulan orang yang mensasarkan seekor ayam betina sebagai sasaran mata anak panah yang dilemparkan''. Ketika anak-anak muda itu melihat Ibnu ‘Umar, mereka pun lari meninggalkan ayam tersebut. Ibnu ‘Umar berkata: “Siapa yang melakukan hal ini? Sesungguhnya Nabi telah melaknat orang yang melakukan perbuatan seperti ini.” (HR. Bukhari)
5. Membezakan manusia dalam penerapan hukum berdasarkan status sosial.
Perbuatan seperti ini sama ertinya membuat kerosakan di muka bumi kerana akan menumbuhkan perasaan cemburu, kebencian, dan permusuhan di tengah masyarakat yang berbeza-beza status fahaman sosialnya. Tentunya muara dari semua ini adalah kebinasaan, sebagaimana keadaan umat terdahulu yang diberitakan oleh Rasulullah :“Hanyalah yang membinasakan orang-orang sebelum kamu adalah ketidakadilan mereka, di mana bila ada orang mulia di kalangan mereka yang mencuri, mereka biarkan (tidak diberi sangsi hukum), namun bila yang mencuri itu orang yang lemah, mereka tegakkan hukum had padanya.” (HR. Ahmad, dishahihkan dalam Shahihul Jami` no. 2344)
@bermakna orang yang berpengaruh atau berkuasa bebas melakukan kesalahan/jenayah serta lepas dari hukuman dan pada orang kebanyakan,mereka akan dikenakan hukuman yang setimpal atua berat...
Maha Suci Allah dari Berbuat Zalim
Allah mengharamkan perbuatan zalim dan Dia mensucikan diri-Nya dari sifat tersebut.“Dan sesungguhnya Allah tidaklah menzalimi hamba-hamba-Nya.” (Ali ‘Imran: 182)
“Sesungguhnya Allah tidaklah berbuat zalim walau seberat semut yang kecil.” (An-Nisa: 40)
Dalam hadits qudsi, Allah I berfirman:
“Wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku…” (HR. Muslim)
Berbuat Zalim adalah Tabiat Manusia.
Allah berfirman:“Sesungguhnya manusia itu sangatlah zalim lagi kufur.” (Ibrahim: 34)
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim lagi amat bodoh.” (Al-Ahzab: 72)
Dua ayat di atas cukuplah menjadi dalil bahwa manusia memiliki tabiat suka berbuat zalim. Kerananya, kita harus mencari ubat/penawar bagi penyembuh dari penyakit tabiat tersebut. Bukankah Allah telah memerintahkan kita untuk membersihkan tabiat jiwa dari perkara yang mengotorinya?“Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotori jiwanya.” (Asy-Syams: 9-10)
Penyucian jiwa tersebut dilakukan dengan memaksanya agar menurut dan mengikuti manhaj/aturan Allah.
Cara Membersihkan Jiwa dari Berbuat Zalim.
Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bersungguh-sungguh memaksa jiwa mereka agar bersih dari perbuatan yang buruk seperti berupa kezaliman, sombong, hasad, dan selainnya. Allah menjanjikan untuk memberikan petunjuk kepada jalan keselamatan bagi orang yang berbuat demikian kerana mengharapkan rahmatNya.
“Orang-orang yang bersungguh-sungguh berupaya mencari keredhaan Kami, nescaya Kami akan memberi mereka petunjuk kepada jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat ihsan.” (Al-’Ankabut: 69)
Berikut ini beberapa hal yang dapat membantu seseorang agar terhindar dari berbuat zalim:
1. Bertakwa kepada Allah
Takwa sebagai wasiat Allah I kepada hamba-hamba-Nya yang awal sampai yang akhir, merupakan asas agama ini. Dengan takwa seorang hamba akan menahan dirinya dari melanggar batasan-batasan Allah I. Karena itu setiap jiwa hendaklah merealisasikan takwa dan mengetahui keagungan dan kebesaran Allah .
“Mereka tidaklah mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan, padahal bumi seluruhnya berada dalam genggaman-Nya pada hari kiamat, dan langit-langit dilipat dengan tangan kanan-Nya. Maha suci Dia lagi Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan.” (Az-Zumar: 67)
Seorang yang berbuat zalim seandainya memiliki pengagungan kepada Allah dengan sebenar-benar pengagungan nescaya ia akan menarik diri dan berhenti dari kezaliman yang dilakukannya.
2. Tawadhu‘/rendah hati
Nabi memberi penekanan untuk bersikap tawadhu.“Sesungguhnya Allah I mewahyukan kepadaku agar hendaknya kalian bersikap tawadhu’ hingga seseorang tidak berbuat zalim kepada orang lain, dan seseorang tidak me-nyombongkan diri di hadapan orang lain.” (HR. Muslim)
Tawadhu‘ adalah penawar kepada kezaliman, adapun sombong merupakan sebab . Tawadhu'' ini boleh diupayakan oleh seseorang dengan cara terus melatih dan membiasakan jiwanya agar bersikap tawadhu.
3. Melepaskan diri dari sifat hasad
Karena hasad merupakan sebab kezaliman dan Nabi sendiri telah melarang dari berbuat hasad.“Dan janganlah kalian saling hasad…” (HR. Muslim)
4. Menganjurkan jiwa untuk bersemangat meraih apa yang Allah janjikan kepada orang-orang yang berlaku adil/tidak zalim.
Rasulullah n bersabda:“Ada tujuh golongan yang dinaungi oleh Allah dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya …” Di antara tujuh golongan itu disebutkan :“Pimpinan yang adil.” (HR. Muslim) Beliau n juga bersabda; “Sesungguhnya orang-orang yang adil di sisi Allah berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya di sebelah kanan tangan kanan Ar-Rahman dan kedua tangan-Nya kanan….” (HR. Muslim)
5. Menghadap kepada Allah dengan berdoa bersungguh-sungguh.
Allah Maha Mengabulkan doa sebagaimana Dia berfirman: ''Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan permintaan kalian…'' Maka semestinya seorang hamba senantiasa berdoa memohon pertolongan kepadaNya agar dirinya dihindarkan dari perbuatan zalim.
@Bulan-bulan haram ada 4 yaitu Muharram, Rajab, Dzulqaedah, dan Dzulhijjah. Dalam bulan-bulan haram ini dilarang melakukan peperangan.
DAN FIRMAN ALLAH SWT ;
[42] Dan janganlah engkau (wahai Muhammad) menyangka Allah lalai akan apa yang dilakukan oleh orang-orang yang zalim; sesungguhnya Ia hanya melambatkan balasan mereka hingga ke suatu hari yang padanya terbeliak kaku pemandangan mereka, (kerana gerun gementar melihat keadaan yang berlaku). [43] (Dalam pada itu) mereka terburu-buru (menyahut panggilan ke padang Mahsyar) sambil mendongakkan kepala mereka dengan mata tidak berkelip, dan hati mereka tidak bersemangat (kerana bingung dan cemas). [44] Dan berilah amaran (wahai Muhammad) kepada manusia yang ingkar itu jangan mereka lupakan hari kiamat yang padanya mereka akan didatangi azab, kerana pada saat itu, orang-orang yang berlaku zalim akan merayu dengan berkata: “Wahai Tuhan kami, (kembalikanlah kami ke dunia dan) berilah tempoh kepada kami hingga ke suatu masa yang dekat, supaya kami menyahut seruanMu (untuk mengesakanMu dan mentaati perintahMu), dan supaya kami menurut ugama yang disampaikan oleh Rasul-rasul itu”. Dan (rayuan mereka akan ditolak dengan dikatakan kepada mereka): “Tidakkah kamu telah diberikan tempoh untuk berbuat demikian, dan bukankah kamu telah bersumpah (semasa kamu dalam dunia) dahulu, bahawa keadaan kamu tidak akan mengalami sebarang perubahan? [45] “Padahal kamu telah mendiami tempat-tempat tinggal orang-orang yang berlaku zalim kepada diri mereka sendiri, serta telah ternyata kepada kamu dengan bukti-buKti yang jelas bagaimana Kami telah mengubah keadaan mereka (dengan menimpakan mereka berbagai bencana), dan Kami pula telah nyatakan kepada kamu berbagai contoh perbandingan (di dalam Al-Quran dan melalui sabda Rasul)”. [46] Dan sesungguhnya mereka telah menjalankan rancangan jahat mereka (untuk menentang Islam), sedang di sisi Allah ada balasan bagi rancangan jahat mereka, walau rancangan jahat mereka itu, dapat melenyapkan gunung-ganang sekalipun. [47] Oleh itu, janganlah engkau menyangka Allah memungkiri janjiNya kepada Rasul-rasulNya; sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Sedia Membalas (orang-orang yang menderhaka kepadaNya). [48] (Ingatlah) masa hari bumi ini diganti dengan yang lain, demikian juga langit; dan manusia semuanya keluar berhimpun mengadap Allah, Yang Maha Esa, lagi Maha Kuasa. [49] Dan engkau akan melihat orang-orang yang berdosa pada ketika itu diberkas dengan belenggu. [50] Pakaian mereka dari belangkin (minyak tar), dan muka (serta seluruh badan) mereka diliputi oleh jilatan api neraka. [51] (Keluarnya manusia dari kubur masing-masing itu ialah) kerana Allah akan membalas tiap-tiap seorang apa yang ia telah usahakan; sesungguhnya Allah amat cepat hitungan hisabNya. [52] (Al-Quran) ini disampaikan kepada manusia supaya mereka diberi ingat dan diberi nasihat dengannya; dan supaya mereka mengetahui (dengan hujjah-hujjah yang tersebut di dalamnya) bahawa sesungguhnya Allah ialah Tuhan Yang Maha Esa; dan supaya orang-orang yang mempunyai fikiran, beringat dan insaf.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan