Sabtu, 3 November 2012

KAUM AAD YANG KUAT,CANTIK, BESAR DAN MODEN SUATU KETIKA DULU

                                
"Kami melihat suatu perkara yang besar. Kami melihat kaum perempuan dan laki-laki, rumah-rumah, bejana-bejana dan peralatan yang semuanya berubah menjadi batu. Lelaki dan perempuan tetap mengenakan pakaian mereka. Di antara mereka ada yang sedang duduk, ada yang sedang berbaring, dan ada pula yang bersandar. Ketika kami menyentuh mereka, tiba2 pakaian mereka hancur seperti debu, sedangkan rumah2 mereka tetap tegak berdiri."

KAUM AAD MENGHUNI KAWASAN ANTARA OMAN DAN HADRAMAUT


Angin tersebut dinamakan Al-'Aqim kerana ia dikobarkan dengan azab dan dijauhkan daripada rahmat Allah swt.Jadi, gedung2, benteng-benteng dan kota-kota hancur menjadi debu pasir yang halus.
Terdapat banyak pasir yang halus kerana angin tersebut telah menghancurkan negeri itu dengan azab yang sangat keras.Angin Al-'Aqim mengangkat lelaki dan perempuan dari bawah kaki mereka lalu menerbangkan ke udara dan melempar mereka ke Bumi dengan posisi kepala ke bawah.

Kaum Aad dinamakan penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi disebabkan mereka mencabut tiang-tiang daripada gunung dan menjadikannya tinggi seukuran dengan gunung yang mereka cabut dari bawah sampai ke atas. Mereka mengalihkan tiang-tiang tersebut dan memacakkan ke dalam tanah lalu membina bangunan2 di atasnya. Kaum itu juga digelar 'dzatul imad' iaitu 'yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi'.

Kesan tinggalan tamaddun kaum Aad dijumpai pada zaman pemerintahan khalifah kedua Dinasti Abbasiyah yang kejam, Abu Jaafar Ad-Dawaniqi yang mengarahkan seorang yang bernama Yathin untuk menggali sebuah sumur di Istana Al-'Ibadi.
Ketika pekerja menggali sumur seluas 40 hasta x 40 hasta itu, keluarlah dari lubang itu angin yang mengejutkan mereka lalu Yathin menyuruh pembantunya, Abu Musa turun ke bawah untuk melihat apa yang terjadi. Abu Musa melihat keadaan ngeri di dalam lubang yang dalam itu dengan bunyi deruan angin yang menakutkan. Abu Musa lalu mengarahkan supaya saiz lubang sumur dibesarkan dengan membuat pintu masuk dan menurunkan dua pekerjanya untuk melihat keadaan di bawah.

Setelah naik semula ke permukaan, pekerja itu memberitahu Abu Musa,"Kami melihat suatu perkara yang besar. Kami melihat kaum perempuan dan laki-laki, rumah-rumah, bejana-bejana dan peralatan yang semuanya berubah menjadi batu. Lelaki dan perempuan tetap mengenakan pakaian mereka. Di antara mereka ada yang sedang duduk, ada yang sedang berbaring, dan ada pula yang bersandar. Ketika kami menyentuh mereka, tiba2 pakaian mereka hancur seperti debu, sedangkan rumah2 mereka tetap tegak berdiri."

Setelah kematian khalifah, Abu Musa menulis surat kepada anaknya yang menjadi pengganti, Al-Mahdi, menceritakan hal tersebut. 
Al-Mahdi lalu menulis surat kepada cicit keturunan Nabi saw, Saiyiddina Musa bin Jaafar meminta agar beliau datang menemuinya.Apabila Al-Mahdi memberitahu apa yang terjadi di dalam sumur, Sayiddina Musa pun menangis lalu berkata,"Wahai Amirul Mukminin! Mereka adalah sisa kaum Aad. Allah murka kepada mereka lalu mereka dibenamkan bersama rumah mereka ke dalam Bumi. Mereka adalah 'ashhabul ahqaf' (manusia2 pasir). Ada tafsir yang menyatakan ahqaf atau kawasan pasir yang banyak itu terletak di antara Oman dan Hadramaut dan ada yang mengatakan di Yemen berdekatan laut.sg furat


Kaum 'Aad dimusnahkan Allah
Allah SWT mengutus Nabi Hud a.s kepada kaum 'Aad yang menghuni daerah al-Ahqaf di sekitar Hadhramaut, Yaman. 'Aad, suatu kaum yang dianugerahkan kelebihan daripada segi kekuatan tubuh badan, keelokan paras rupa dan kekuasaan, namun mereka berbuat syirik dan melakukan kezaliman dan menjajah hamba-hamba Allah. 
Kaum 'Aad berkata: Siapakah yang lebih besar kekuatannya daripada kami. (al- Fussilat: 15). Seperti halnya Nabi Hud, kaum 'Ad juga merupakan keturunan Nabi Nuh, namun mereka tidak mengakui keesaan Allah SWT meskipun Nabi Hud telah memperingatkan mereka.

Oleh kerana itu, Allah SWT membinasakan mereka melalui azab-Nya. 
Allah mengisahkan perdebatan antara Nabi Hud a.s dengan kaumnya menerusi firman-Nya yang bermaksud: Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Ad saudara mereka , Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada AIlah bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" Ketua-ketua yang kafir dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami benar-benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal, dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-orang yang berdustaHud berkata: "Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikitpun, tetapi aku ini adalah utusan dari Rabb semesta alam.

Mereka berkata: "Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami, maka datanglah adzab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar." 
Ia (Hud) berkata: "Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Rabbmu. Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama (berhala) yang kamu dan nenekmu menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujah untuk itu. Maka tunggulah (azab itu), sesungguhnya aku juga termasuk orang yang menunggu bersama kamu". (al-'Araaf: 65-71)

Bahkan mereka meminta didatangkan azab Allah sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT yang bermaksud: Mereka menjawab "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari (menyembah) ilah-ilah kami? Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar".

Setelah itu Allah mendatangkan azab yang membentang di ufuk pada waktu mereka amat memerlukan hujan. Datanglah awan yang mereka anggap sebagai tanda datangnya nikmat hujan yang mereka nantikan, namun ternyata adalah azab Allah kepada mereka. 
Allah SWT berfirman yang bermaksud: Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami". (Bukan)! Bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera, (iaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabbnya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa. (al-Ahqaf: 24-25)

Dalam ayat lain, iaitu dalam surat al-Haqqah ayat 6-8, Allah menjelaskan keadaan mereka, yang bermaksud: Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kamu 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tanggul-tanggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka.

Syaikh 'Abdurrahman as-Sa'di mengatakan, setelah mereka menguasai dunia dan mencapai kemuliaan, semua keperluan hidup diperolehi, daerah dan kabilah di sekelilingnya tunduk kepada mereka, tiba-tiba Allah mengirim angin yang sangat dingin dan kencang saat hari-hari bencana tersebut agar mereka merasakan kehinaan di dunia dan azab akhirat lebih hina lagi.

Kaum Nabi Hud a.s dihancurkan Allah dengan angin yang sangat kencang dan cuaca teramat sejuk selama tujuh malam lapan hari, disebabkan kekufuran dan kemaksiatan mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan