..untuk menghormati orang lain tetangganya. Tidak mengira sama ada tetangganya muslim atau bukan. Semuanya sama,harus dihormati bukan disakiti, dimuliakan bukan dinistakan, dikasihi bukan dibenci, dibantu bukan ditelantarkan, didekati dan diakrabi bukan dijauhi atau disisihkan...
Dalam konteks Islam, tidak ada satu lembar kitab suci Alquran pun yang menyuruh membunuh manusia, kecuali dalam situasi peperangan. Ayat-ayat perang (qital) dalam Alquran memang cukup banyak dan berisi perintah untuk memerangi musuh. Tetapi, dalam sejarahnya, perang Nabi dilakukan setelah beliau mengirimkan utusan untuk membawa surat berisi ajakan damai. Perang ditempuh kerana musuh lebih dulu mengumumkan perang. Dalam Islam, perang adalah untuk menjaga diri, mempertahankan diri . Jadi, melawan kerana diserang.
Selain itu, meskipun dalam situasi perang, Nabi selalu berpesan untuk tidak sembarangan bertindak. Pasukan muslim dilarang untuk merosak pohon-pohonan, tempat-tempat tinggal, tempat-tempat ibadah, atau membunuh kaum wanita, orang-orang tua lemah tak berdaya dan anak-anak. Itu semua dilarang keras. Dalam sebuah sumber malah disebutkan, ketika musuh sudah tak berdaya dan menyerah, dia tidak boleh dibunuh. Rasulullah SAW pernah marah kepada salah seorang tentera islam yang membunuh musuh yang sudah menyerah.
Kekerasan di negeri ini belum benar-benar parah??. Ironisnya, lagi-lagi ini dilakukan oleh orang-orang yang mengaku beragama, bertuhan. Apakah agama mengajarkan kekerasan? Agama menyuruh membunuh sesama? Agama memerintahkan tindakan merosak? Agama menebarkan kebencian, kecurigaan, dan dendam? Tentu tidak. Semua agama tidak ada satu pun yang mengajarkan hal-hal semacam itu. Jika kenyataannya hal itu yang terjadi, sesungguhnya bukan agama yang bermasalah, tetapi pelakunya yang memahami agama secara keliru.
Itu dalam suasana perang, situasi tidak normal. Dalam situasi normal dan damai, larangan untuk membunuh manusia dan merosak tentunya lebih keras lagi. Dalam Islam dikatakan bahwa menghilangkan nyawa manusia adalah salah satu dosa besar. Tindakan merosak di muka bumi juga termasuk dosa besar. Tuhan dalam Alquran banyak sekali menyebutkan larangan ini: ''janganlah kamu berbuat kerosakan di muka bumi setelah dilakukan perbaikan''.
Dalam situasi normal dan damai, Islam mendorong agar berupaya membangunkan hubungan sosial yang baik antara manusia. Membangun masyarakat yang berbilang kaum meskipun berbeda agama dan keyakinan. Membangun masyarakat yang rukun dan taat hukum. Rasulullah SAW mengimbau masyarakat untuk menaati hukum yang berlaku. Yang melanggar akan dihukum tegas. Orang-orang Yahudi di Madinah pernah diusir dari tempat tinggalnya kerana melakukan pelanggaran hukum berat. Sebagian mereka ada yang diperangi kerana merencanakan perang dan melakukan percubaan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Tidak ada satu pun sumber sejarah Islam yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW secara tiba-tiba menghukum orang tanpa sebab pelanggaran hukum. Atau beliau menyuruh kaum muslim untuk menyerang kelompok tertentu tanpa alasan. Yang ada adalah beliau menyuruh semua orang untuk menjaga harmoni hubungan kemasyarakat. Salah satu langkah yang ditempuh beliau untuk menjaga harmoni ini, misalnya, dengan beliau(Muhammad SAw) untuk menghormati orang lain tetangganya. Tidak mengira sama ada tetangganya muslim atau bukan. Semuanya sama,harus dihormati bukan disakiti, dimuliakan bukan dinistakan, dikasihi bukan dibenci, dibantu bukan ditelantarkan, didekati dan diakrabi bukan dijauhi atau disisihkan.
Salah satu ciri orang beriman, kata Rasulullah, adalah memuliakan tetangganya. Dan salah satu tanda orang tidak beriman adalah membuat tetangganya tidak merasa aman kerana perilaku buruk atau kejahatannya. firman ALLAH SWT: Sembahlah Tuhan dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh (Alquran, 4:36). Ibnu Abbas, pakar tafsir klasik, menafsirkan: Tetangga yang dekat ertinya tetangga yang ada hubungan kekerabatan, sedangkan tetangga yang jauh adalah tetangga yang tidak mempunyai hubungan kekerabatan. Para ulama fikih berpendapat, yang masuk kategori tetangga adalah deretan 40 rumah ke kanan, 40 rumah ke kiri, 40 rumah ke depan, dan 40 rumah ke belakang.Itulah jiran tetangga yang harus dihormati dan dimuliakan, tidak boleh disakiti.
Dalam konteks Islam, tidak ada satu lembar kitab suci Alquran pun yang menyuruh membunuh manusia, kecuali dalam situasi peperangan. Ayat-ayat perang (qital) dalam Alquran memang cukup banyak dan berisi perintah untuk memerangi musuh. Tetapi, dalam sejarahnya, perang Nabi dilakukan setelah beliau mengirimkan utusan untuk membawa surat berisi ajakan damai. Perang ditempuh kerana musuh lebih dulu mengumumkan perang. Dalam Islam, perang adalah untuk menjaga diri, mempertahankan diri . Jadi, melawan kerana diserang.
Selain itu, meskipun dalam situasi perang, Nabi selalu berpesan untuk tidak sembarangan bertindak. Pasukan muslim dilarang untuk merosak pohon-pohonan, tempat-tempat tinggal, tempat-tempat ibadah, atau membunuh kaum wanita, orang-orang tua lemah tak berdaya dan anak-anak. Itu semua dilarang keras. Dalam sebuah sumber malah disebutkan, ketika musuh sudah tak berdaya dan menyerah, dia tidak boleh dibunuh. Rasulullah SAW pernah marah kepada salah seorang tentera islam yang membunuh musuh yang sudah menyerah.
Kekerasan di negeri ini belum benar-benar parah??. Ironisnya, lagi-lagi ini dilakukan oleh orang-orang yang mengaku beragama, bertuhan. Apakah agama mengajarkan kekerasan? Agama menyuruh membunuh sesama? Agama memerintahkan tindakan merosak? Agama menebarkan kebencian, kecurigaan, dan dendam? Tentu tidak. Semua agama tidak ada satu pun yang mengajarkan hal-hal semacam itu. Jika kenyataannya hal itu yang terjadi, sesungguhnya bukan agama yang bermasalah, tetapi pelakunya yang memahami agama secara keliru.
Itu dalam suasana perang, situasi tidak normal. Dalam situasi normal dan damai, larangan untuk membunuh manusia dan merosak tentunya lebih keras lagi. Dalam Islam dikatakan bahwa menghilangkan nyawa manusia adalah salah satu dosa besar. Tindakan merosak di muka bumi juga termasuk dosa besar. Tuhan dalam Alquran banyak sekali menyebutkan larangan ini: ''janganlah kamu berbuat kerosakan di muka bumi setelah dilakukan perbaikan''.
Dalam situasi normal dan damai, Islam mendorong agar berupaya membangunkan hubungan sosial yang baik antara manusia. Membangun masyarakat yang berbilang kaum meskipun berbeda agama dan keyakinan. Membangun masyarakat yang rukun dan taat hukum. Rasulullah SAW mengimbau masyarakat untuk menaati hukum yang berlaku. Yang melanggar akan dihukum tegas. Orang-orang Yahudi di Madinah pernah diusir dari tempat tinggalnya kerana melakukan pelanggaran hukum berat. Sebagian mereka ada yang diperangi kerana merencanakan perang dan melakukan percubaan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Tidak ada satu pun sumber sejarah Islam yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW secara tiba-tiba menghukum orang tanpa sebab pelanggaran hukum. Atau beliau menyuruh kaum muslim untuk menyerang kelompok tertentu tanpa alasan. Yang ada adalah beliau menyuruh semua orang untuk menjaga harmoni hubungan kemasyarakat. Salah satu langkah yang ditempuh beliau untuk menjaga harmoni ini, misalnya, dengan beliau(Muhammad SAw) untuk menghormati orang lain tetangganya. Tidak mengira sama ada tetangganya muslim atau bukan. Semuanya sama,harus dihormati bukan disakiti, dimuliakan bukan dinistakan, dikasihi bukan dibenci, dibantu bukan ditelantarkan, didekati dan diakrabi bukan dijauhi atau disisihkan.
Salah satu ciri orang beriman, kata Rasulullah, adalah memuliakan tetangganya. Dan salah satu tanda orang tidak beriman adalah membuat tetangganya tidak merasa aman kerana perilaku buruk atau kejahatannya. firman ALLAH SWT: Sembahlah Tuhan dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh (Alquran, 4:36). Ibnu Abbas, pakar tafsir klasik, menafsirkan: Tetangga yang dekat ertinya tetangga yang ada hubungan kekerabatan, sedangkan tetangga yang jauh adalah tetangga yang tidak mempunyai hubungan kekerabatan. Para ulama fikih berpendapat, yang masuk kategori tetangga adalah deretan 40 rumah ke kanan, 40 rumah ke kiri, 40 rumah ke depan, dan 40 rumah ke belakang.Itulah jiran tetangga yang harus dihormati dan dimuliakan, tidak boleh disakiti.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan