Isnin, 31 Disember 2012

2 KALI KEHANCURAN KAUM YAHUDI MENURUT AL~QURAN



Musuh islam sedar kekuatan islam itu terletak pada AQIDAH maka pelbagai perkara yang direka untuk melalaikan bagimerosakkan aqidah.Mereka menerapkan hiburan yang teramat lazim supaya penganut islam ini senentiasa lalai.Mereka cipta pelbagai sambutan serta perayaan semat-mata untuk melalaikan umat islam.Biarpun kini islam diserang ,dihina dan ditindas oleh '' penguasa daki dunia''zionis serta mereka yang bersekongkol,menyokong,membantu dan yang berperangainya, mereka lupa bahawa Allah SWT adalah perancang serta MAHA mengetahui apa yang mahluknya rencanakan.Biarpun silih berganti anak-anak palestin gugur syahid dibumi berkah Palestin,Zionis bertambah buntu,hilang kewarasan dan semakin terkekan sendiri akan memikirkan untuk menghancurkan serta membuat kerosakkan di bumi berkah Palestin...begitulah sebaliknya di mana juapun kita berada..


Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا فَإِذَا جَاء وَعْدُ أُولاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَا أُوْلِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُواْ خِلاَلَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُولاً ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاء وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوؤُواْ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُواْ الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوْاْ تَتْبِيرًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يَرْحَمَكُمْ وَإِنْ عُدتُّمْ عُدْنَا وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا

“Dan Telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi Ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (bererti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) nescaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan Neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.” 
( QS al-Israa’ 17:4-8)

 1) Ayat ini menegaskan terjadinya dua kerosakkan yang dilakukan oleh Bani Israel. Sekiranya dua kerusakan yang dimaksud sudah terjadi pada masa lampau, maka sejarah telah mencatat bahwa Bani Israel telah berbuat kerosakkan berkali-kali, bukan hanya dua kali saja. Akan tetapi yang dimaksudkan di dalam Al-Qur’an ini merupakan puncak kerosakkan yang mereka lakukan. Oleh kerana itulah Allah mengirim kepada mereka hamba-hambaNya yang akan menimpakan azab yang sangat pedih kepada mereka.


2) Dalam sejarah tidak disebutkan kemenangan kembali Bani Israil atas orang-orang yang menguasai mereka terdahulu. Sedangkan ayat di atas menjelaskan bahwa Bani Israel akan mendapatkan giliran mengalahkan musuh-musuh yang telah menimpakan azab saat mereka berbuat kerusakan yang pertama. Allah mengatakan : “Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali.”


3) Sekiranya yang dimaksudkan dengan dua kerosakkan itu adalah sesuatu yang telah terjadi, tentulah tidak akan diberitakan dengan lafazh idza, sebab lafazh tersebut mengandung makna zharfiyah (keterangan waktu) dan syarthiyah (syarat) untuk masa mendatang, bukan masa yang telah lalu. Sekiranya kedua kerosakkan itu terjadi di masa lampau, tentulah lafazh yang digunakan adalah lamma bukan idza. Juga ayat ''  لَتُفْسِدُنَّ  (latufsidunna)'' (Sesungguhnya kamu akan membuat kerosakkan), huruf لَ (lam) dan نَّ (nun) berfungsi sebagai ta’kid(penegasan) pada masa mendatang.


4) Demikian pula firman Allah : “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana” menunjukkan sesuatu yang terjadi pada masa mendatang. Sebab tidaklah disebut janji kecuali untuk sesuatu yang belum terlaksana.


5) Para penguasa dan bangsa-bangsa yang menaklukan Bani Israel dahulu adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala. Namun bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengatakan dalam ayat di atas : “Kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar”. Sifat tersebut mengisyaratkan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang beriman, bukan orang-orang musyrik atau penyembah berhala. Pernyertaan kata “Kami” dalam kalimat di atas sebagai bentuk tasyrif (penghormatan). Sementara kehormatan dan kemuliaan itu hanyalah milik orang-orang yang beriman.


6) Dalam pembuat kerosakkan kedua yang dilakukan oleh Bani Israel terdapat aksi penghancuran bangunan-bangunan yang menjulang tinggi (gedung pencakar langit). Sejarah tidak menyebutkan bahwa pada zaman dahulu Bani Israel memiliki bangunan-bangunan tersebut.

                                                   

Kesimpulan : Hakikat dan analisa ayat-ayat di atas menegaskan bahwa dua aksi kerosakkan yang dilakukan oleh Bani Israel akan terjadi setelah turunnya surat al-Isra’ di atas.


Realiti : Sekarang ini bangsa Yahudi memiliki daulah(kuasa) di Baitul Muqqadis. Mereka banyak berbuat kerosakan di muka bumi. Mereka membunuh kaum wanita, orang tua, anak-anak yang tidak mampu apa-apa dan tidak dapat melarikan diri. Mereka membakar tempat isra’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan merobek-robek kitabullah. Mereka melakukan kejahatan di mana-mana hingga mencapai puncaknya.

Mereka menyebarkan kepalsuan, kemaksiatan, kehinaan, pertumpahan darah, mencabul kehormatan kaum muslimin, penyiksaan dan pelanggaran perjanjian. Jadi, aksi kerosakkan yang kedua sedang berlangsung sekarang dan telah mencapai titik klimaks(kemuncak) dan telah mencapai puncak perhitungannya. Sebab tidak ada lagi aksi kerosakkan yang lebih keji daripada apa yang berlangsung sekarang.

~Adakah aksi yang lebih keji daripada membakar rumah Allah?
~Adakah aksi kerosakkan yang lebih jahat daripada merobek-robek kitabullah dan menginjak-injaknya(memijak)?
~Adakah aksi kerosakkan yang lebih sadis daripada membunuh anak-anak, orang tua dan kaum wanita serta mematahkan tulang mereka dengan bebatuan?
~Adakah aksi pengerusakan yang lebih besar daripada pernyataan perang secara terang-terangan siang dan malam melawan Islam dan para juru dakwahnya?

Sungguh demi Allah, itu semua merupakan perbuatan kerosakkan yang tiada tara nya !!!.Perkara ini berlaku dimerata tempat oleh ''pengikutnya serta pemimpin yang bersekutu dengannya''

Lalu Allah Azza wa Jalla melanjutkan firman-Nya : “dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”.

Ertinya, hamba-hamba Allah kelak akan meruntuhkan apa saja yang dibangun dan dikuasai oleh bangsa Yahudi. Mereka akan menggoyang benteng Yahudi dan meluluh lantakkan serta meratakannya dengan tanah. Sebelumnya, tidak pernah disaksikan bangunan-bangunan menjulang tinggi di tanah Palestin kecuali pada masa kekuasaan Zionis sekarang ini. Bangunan pencakar langit dan rumah-rumah penempatan yahudi didirikan di setiap jengkal tanah Palestin yang diberkahi.


Dirikanlah terus wahai anak keturunan Zionis, tinggikan bangunan sesukamu! Sesungguhnya kehancuran kalian di situ dengan izin Allah. Dan tak lama lagi kalian akan luluh lantak dan tertimpa bangunan kalian itu! Dan Allah takkan memungkiri janjinya : “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana”.

Penguasaan Masjidil Aqsa tidak disebutkan pada kali yang pertama dan disebutkan pada kali yang kedua. Sebab penguasaan Masjidil Aqsa oleh kaum muslimin akan berakhir. Kalaulah belum berakhir bererti penguasaan yang kedua merupakan lanjutan dari yang pertama. Akan tetapi berhubung penguasaan Masjidil Aqsa yang pertama akan berakhir, maka penguasaan untuk yang kedua kalinya merupakan peristiwa baru.

Dan itulah realitinya yang terjadi! Penguasaan pertama telah berakhir sesudah bangsa Yahudi menguasai al-Quds serta beberapa wilayah tanah Palestin lainnya dalam satu serangan yang sangat sengit pada tahun 1967, orang-orang menyebutnya tahun kekalahan. Sebelumnya pada tahun 1948 mereka sebut dengan tahun kemalangan.

Penguasaan yang pertama berakhir disebutkan kerana adanya faktor penghalang yang menghalangi kaum muslimin untuk menguasainya. Penghalang itu merupakan musuh bagi Islam dan kaum muslimin. Dan cukuplah Yahudi sebagai musuh nyata yang sangat menentang ''Islam'', kaum muslimin dan para pembela Islam.

Maka kita harus membebaskan tanah kita yang dirampas dan membuat perhitungan dengan mereka serta menyalakan api kebencian terhadap mereka!!! Sudah tergambar pada wajah mereka tanda-tanda kemalangan dan kehinaan.

Kaum muslimin akan kembali menguasai Masjidil Aqsa –insya Allah... sebagaimana kaum salafus soleh menguasainya pertama kali. Sebab kehancuran kedua yang telah dijanjikan oleh Allah dalam firman-Nya : “dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama”.

Kita sedang menanti peristiwa itu sebagai kebenaran janji Allah dan kebenaran berita-berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Pada hari itu kaum muslimin bergembira dengan pertolongan dari Allah Azza wa Jalla.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda :

“Tidak akan tiba hari kiamat sehingga kaum muslimin berperang melawan Yahudi. Sampai-sampai apabila orang Yahudi bersembunyi di balik pepohonan atau bebatuan, maka pohon dan batu itu akan berseru, ‘wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi ada bersembunyi di balikku, kemarilah dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Ghorqod, karena ia adalah pohon Yahudi.” (Muttafaq ‘alaihi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).

Diriwayatkan oleh Syaikhaini (Bukhari dan Muslim) dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi, sampai-sampai mereka bersembunyi di balik batu, maka batu itupun berkata, ‘wahai hamba Allah, ini ada Yahudi di belakangku, bunuhlah dia!’.”

Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa :

1) Akan datang masa sebelum datangnya hari kiamat bahwa kaum muslimin dan bangsa Yahudi akan mengalami peperangan besar dan ini adalah suatu hal yang pasti akan terjadi.


2) Bangsa Yahudi akan dibunuh oleh kaum muslimin, dan hal ini terjadinya di bumi Palestin, dan saat itu seluruh pepohonan dan bebatuan yang dijadikan tempat persembunyian bangsa Yahudi akan berseru memanggil kaum muslimin untuk membunuh mereka, kecuali pohon Ghorqod.

3) Hal ini menunjukkan bahwa kemenangan berada di tangan Islam dan kehinaan akan meliputi bangsa Yahudi yang terlaknat dan terkutuk.

4) Berkait dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma di atas, dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda; “latuqootilunna” (Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi)

5)Berkait dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu di atas, dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda tentang seruan batu dan pohon : “Wahai muslim, wahai hamba Allah…” yang menunjukkan manhaj tarbawi (pendidikan) ishlahi (perdamaian) yang ditegakkan di atas manifestasi tauhid dan al-‘Ubudiyah (penghambaan) yang merupakan cara di dalam menegakkan syariat Islam di muka bumi .

 ~wallahu'alam
~Jaksa Kotaraja

TUMBANGNYA AHLI GUSTI/PENDEKAR SERTA PELUK ISLAM

...siapa pun pernah dapat membaringkan aku sehingga jatuh terlentang dalam pertarungan selain darimu! Sebelum ini engkaulah yang paling aku benci. Tapi sekarang aku naik saksi tiada Tuhan yang lebih benar yang berhak disembah melainkan Allah..
Rukanah pada zaman Rasulullah SAW terkenal sebagai seorang jaguh gusti Arab dan ulung.Ahli gusti Quraisy yang bernama Rukanah Bin Abu Yazid bin Hashim .Rukanah satu nama yang amat terkenal di Kota Mekah sebagai seorang yang kuat dan bertubuh sasa. Hampir tidak ada seorang pun yang tidak mengenalinya, seorang yang perkasa dan jarang ada orang yang berani menentangnya. Rukanah adalah seorang jaguh gusti yang ulung. Oleh kerana itu beliau berasa bangga dengan kekuatannya, malah beliau berani mencari lawannya.

Nabi Muhammad SAW mengetahui akan kemashuran Rukanah itu. Kekuatan dan keangkuhannya sering diperkatakan orang ramai. Terlintas dalam fikiran Nabi jika Rukanah ini dapat diajak memeluk Islam, beliau boleh mendatangkan kesan kepada usaha dakwah Rasulullah s.a.w. Pada suatu ketika datanglah kesempatan Nabi untuk berdakwah dengan baik kepada Rukanah dan Baginda berharap berhasil apa yang terlintas difikirannya itu.
Waktu itu Rukanah berada di Syi’b (jalan dekat bukit Mekah). Nabi bertemu dengannya dan mengajak beliau beradu kekuatan sebagai satu jalan mendakwahkan Rukanah.

“Wahai Rukanah!, belumkah engkau bertakwa kepada Allah dan menerima agama yang aku sampaikan?” demikian Nabi s.a.w. berkata kepadanya.

“Muhammad, apakah buktinya tanda di atas kebenaran agama engkau?” jawab Rukanah.

“Bagaimana jika aku dapat mengalahkan engkau dalam bergusti, adakah engkau akan beriman kepada Allah dan RasulNya?” bertanya Nabi s.a.w.

Baiklah wahai Muhammad.” Rukanah menyambut pelawaan.

“Bersiaplah engkau,” perintah Nabi.

Rukanah pun menyiapkan diri dan berasa yakin akan dapat mengalahkan Rasulullah s.a.w. Ketegapan tubuh badannya boleh membanting Muhammad dalam waktu singkat sahaja dan beliau menganggap tentangan Muhammad adalah olok-olok dan main-main sahaja. Setahunya Nabi Muhammad hanya berdakwah sepanjang hari, tidak ada berlatih tenaga untuk menghadapinya.

Dalam keadaan kesombongan sebagai jaguh gusti, Rukanah bersiap sedia dalam kebiasaan beliau bergusti. Nabi s.a.w. pun segera mendekatinya dan mengambil tempat dan menunggu kesempatan untuk menghempas dan mengalahkan lawannya. 
Pada zahirnya, Rukanah bukanlah tentangan Rasullullah SAW. Rukanah memiliki badan yang tegap dan sasa serta telah mengalahkan jaguh-jaguh gusti di tanah Arab. Ketika bergusti, Rasullullah SAW berjaya memegang badan Rukanah dan segera membantingnya. Perkara ini amat mengejutkan Rukanah kerana badannya yang tegap sasa berjaya dibanting ke tanah oleh Rasullullah SAW, padahal sebelum ini dialah jaguh gusti yang sukar ditewaskan dan digeruni.

Rukanah tidak berpuas hati dan meminta Rasulullah SAW bergusti sekali lagi. Rasulullah SAW bersetuju dan sekali lagi baginda berjaya membanting Rukanah. Untuk kali ke-tiganya, Rukanah meminta diulangi sekali lagi pertandingan gusti dan Rasullullah SAW bersetuju. Sama seperti sebelumnya, Rukanah telah berjaya ditewaskan oleh Rasullullah SAW dan kali ini Rukanah mengakui kebenaran Kenabian Rasullullah SAW.Begitulah kesungguhan Rasullullah SAW berdakwah sama ada dengan ayat-ayat Allah dan perlakuan fizikal berdasarkan iman serta takwa. Inilah salah satu peristiwa di mana seorang ahli gusti Arab yang ulung ditewaskan oleh Rasulullah SAW. 

Dari kisah lain yang berpendapat,Daripada Abu Daud dan al-Timizi, daripada Abi Ja'far bin Muhammad bin Rukanah daripada bapanya mengatakan bahawa Rukanah pernah mencabar Nabi s.a.w untuk beradu kekuatan. Baginda menerima cabaran tersebut dan mereka pun bertarung. Ketika mereka berlawan menguji kekuatan, Nabi s.a.w berjaya menewaskan Rukanah. 

Dalam riwayat Abu Bakr bin al-Syafi'e dengan sanad yang baik daripada Ibn Abbas r.a, bahawa Rukanah, seorang pendekar/ahli gusti yang terkenal dengan kekuatannya. Dia mencabar Nabi s.a.w untuk bergusti dengannya. Beliau mengenakan bayaran 100 ekor kambing kepada sesiapa yang kalah. Lalu mereka pun bertarung dan baginda berjaya mengalahkannya (Rukanah). Baginda menundukkannya sebanyak 3 kali dalam 3 pusingan berturut-turut!

Akhirnya Rukanah akur dengan kekalahannya lantas berkata: 
"Wahai Muhammad! Tiada siapa pun pernah dapat membaringkan aku sehingga jatuh terlentang dalam pertarungan selain darimu! Sebelum ini engkaulah yang paling aku benci. Tapi sekarang aku naik saksi tiada Tuhan yang lebih benar yang berhak disembah melainkan Allah s.w.t dan Nabi Muhammad s.a.w itu RasulNya. " 
Nabi Muhammad s.a.w kemudian telah mengembalikan semula kambing-kambing yang diserahkan oleh Rukanah sebagai pertaruhan itu.

Selain Rukanah, Nabi Muhammad s.a.w juga telah berjaya menentang seorang jaguh iaitu Abu Aswad Al-Jumahy yang masyhur dengan keistimewaannya sendiri. Beliau pernah tegak berada diatas sekeping kulit lembu dan menyuruh 10 orang untuk menarik kulit lembu itu daripada tapak kakinya. Tetapi 10 orang itu tidak berhasil untuk ditarik keluar dan beliau tegak berdiri bagaikan batu besar, malahan kulit itu pula yang koyak dan terpisah kerana tarikan tersebut.

Nabi Muhammad SAW mengajaknya berlawan sebagai sebuah  jalan dakwah kepadanya memeluk Islam. “jika engkau dapat menjatuhkan aku, aku akan beriman kepada engkau,” demikian kata Abu Aswad kepada Nabi.Beliau sendiri yang memberi syarat, 
Cabaran Aswad itu diterima oleh Nabi SAW. Nabi Berjaya menjatuhkan Aswad sehingga mengalami kekalahan yang amat memalukan. Walaupun begitu beliau telah tidak menepati janjinya, beliau tidak beriman seperti yang dikatakan sebelum itu.
~Wallahu'alam....
~Jaksa Kotaraja.

Ahad, 30 Disember 2012

APA PADA TAHUN...ORANG YANG LUPA KEPADA ALLAH


APA YANG DAPAT TAMBAH AMAL KITA PADA TAHUN BARU ...MELAINKAN SERING KITA LALAI DALAM BERIBADAH...KITA LALAI DALAM PERBATASAN PERGAULAN..KITA LALAI HUKUM AGAMA..KITA LALAI PADA ALLAH...TAPI MASIH MAHU MENGAKU MENJADI ISLAM......

Firman Allah SWT dalam Surah Thaha, ayat 126 -127 "DEMIKIANLAH KEADAANNYA! TELAH DATANG AYAT-AYAT KETERANGAN KAMI KEPADAMU, LALU ENGKAU MELUPAKAN SERTA MENINGGALKANNYA, DAN DEMIKIANLAH ENGKAU PADA HARI INI DILUPAKAN SERTA DITINGGALKAN... Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak beriman kepada ayat-ayat keterangan Tuhannya dan demi sesungguhnya azab akhirat itu lebih berat dan lebih kekal"...

Apabila Allah melupakan kita, meninggalkan kita, apa akan terjadi pada kita?... MATA KITA, HATI KITA, SUDAH TIDAK DAPAT MEMBEZAKAN YANG BAIK DENGAN YANG BURUK... 

Kita hanya seronok melakukan apa yang kita suka... Kita hilang kebolehan untuk MERENUNG, memikirkan, memahami dan mengambil pengajaran dari tanda-tanda kekuasaan Allah... Kita sudah "terhijab" atau terlindung, dari melihat pintu-pintu kebaikan....

Firman Allah SWT: 
“AKU AKAN MEMALINGKAN ORANG-ORANG YANG MENYOMBONGKAN DIRINYA di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaanKu... Mereka, jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya... DAN JIKA MEREKA MELIHAT JALAN YANG MEMBAWA KEPADA PETUNJUK, MEREKA TIDAK MAHU MENEMPUHNYA, TETAPI JIKA MEREKA MELIHAT JALAN KESESATAN, MEREKA TERUS MENEMPUHNYA... Yang demikian itu adalah kerana mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadaNya..”.. 
- Al-A'raaf : 146... 

Firman Allah SWT : “MEREKA TELAH LUPA KEPADA ALLAH, MAKA ALLAH MELUPAKAN MEREKA..” 
- Surah At-Taubah : 67

JADI BAGAIMANAKAH CARANYA UNTUK SENTIASA MENGINGATI ALLAH? Allah telah pun memberi petunjuk di dalam kitab-Nya... Firman Allah SWT: “Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi dan pada pertukaran malam dan siang, ada tanda-tanda (kekuasaan, kebijaksanaan dan keluasan rahmat Allah) bagi orang-orang yang berakal... (Iaitu) ORANG-ORANG YANG MENYEBUT DAN MENGINGATI ALLAH semasa mereka BERDIRI DAN DUDUK, DAN SEMASA MEREKA BERBARING MENGIRING, dan mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata) : Wahai Tuhan kami! Tidaklah Engkau menjadikan benda-benda ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab Neraka..”.. 
- Ali Imran: 190-191....

KITA LALAI DALAM BERIBADAH...KITA LALAI DALAM PERBATASAN PERGAULAN..KITA LALAI HUKUM AGAMA..KITA LALAI PADA ALLAH...TAPI MASIH MAHU MENGAKU MENJADI ISLAM......

.. Bertasbihlah.., bertahmidlah.., lalu bertahlillah.., terus bertakbir dan berzikir Memaha besarkan-NYA.....

...LEMBUTKANLAH LIDAH KITA UNTUK MENYEBUT KALIMAH ALLAH..
 Semoga kita beramal dan berzikir seperti seorang muslim pada setiap waktu dan ketika, dirumah, atau ditempat kerja, atau di mana sahaja WALAU SEMASA KITA ''BERFACEBOOK''....

BERBAKTI KEPADA IBUBAPA MELEBIHI JIHAD...

..wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan (dari awal mengandung hingga akhir menyusunya), dan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa dua tahun; (dengan yang...

'Abdullah bin Amr bin Ash, meriwayatkan: "Ada seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w. meminta izin pergi berperang, kemudian Nabi s.a.w. bertanya: "Apakah kedua orang tuamu masih hidup ? Ia menjawab; "Masih". Maka sabda Nabi s.a.w.: "Berjuanglah untuk kedua orang tuamu"... 

- (HR Bukhari dan Muslim)...

2. Di dalam riwayat yang lain, Abdullah bin 'Amr bin 'Ash juga, dia berkata:
"Saya datang berbai't kepadamu untuk berhijrah, tetapi saya tinggalkan kedua orang tuaku dengan menangis. Maka jawab Nabi s.a.w.: "Pulanglah dan lakukanlah supaya kedua orang tuamu itu ketawa, sebagaimana kamu perbuat mereka menangis"... 

- (HR Bukhari)..

1] Jadikanlah medan jihadmu itu dengan jalan berbuat baik dan melindungi kedua orang tuamu...

2] Islam memberikan penghormatan yang tinggi kepada kedua ibu bapa, sehinggakan Islam tidak membenarkan seorang anak pergi ke medan jihad tanpa mendapat izin orang tua... Sedangkan fisabilillah mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam yang tidak dapat dibandingkan dengan sekadar solat malam dan puasa siang hari.

3] Kita telah diperintahkan Allah swt supaya berbuat baik kepada kedua ibubapa; ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah pula, mengandung dan menyusuinya selama 30 bulan... Firman Allah swt dalam Surah Luqman:[14]
"Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan (dari awal mengandung hingga akhir menyusunya), dan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa dua tahun; (dengan yang demikian) bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibubapamu; dan (ingatlah), kepada Akulah jua tempat kembali (untuk menerima balasan)".

4] Berbakti kepada kedua ibubapa adalah WAJIB... Mereka menduduki tempat yang kedua sesudah beriman kepada Allah dan Rasulullah S.A.W.  Menderhaka kepada ibubapa adalah berdosa besar....

5] Menghormati dan berbakti kepada ibubapa mempunyai beberapa hikmah antaranya:
5.1. Mendapat pahala yang besar daripada Alah s.w.t. iaitu sama dengan jihad fisabilillah (berjuang di jalan Allah)..
5.2. Mereka yang berbuat baik kepada ibubapa, akan dianugerah ketenangan dan kebahagiaan hidup, serta dihilangkan kesedihan dan gundah gulana.
5.3. Dijanjikan Allah s.w.t. kepada sesiapa yang berbuat baik kepada ibubapa, bahawa mereka akan dihormati dan ditaati pula oleh anak-anak-mereka kelak...
5.4. Berbakti kepada ibubapa , ganjarannya adalah seperti dengan pahala ibadat haji....
5.5. Ganjaran di akhirat ialah Allah menyediakan kehidupan di syurga....


Marilah kita berbakti pada kedua ibubapa kita selagi masih ada hayat mereka dan pada ibubapa yang telah kembali menemui Ilahi, DOA serta amalan baik kita dapat memberi saham kepada mereka.
~Wallahu'alam
~Jaksa Kotaraja...

Sabtu, 29 Disember 2012

CUKUPLAH ALLAH SEBAGAI PELINDUNG

         
Lumrah kehidupan manusia tidak akan terlepas dari perasaan cemas, runsing serta tidak tenteram.Ini disebabkan manusia itu mengalami tekanan atau gangguan hidup.Disinilah punca banyak tindakan yang diambil oleh mereka dengan jalan pintas iaitu berhibur, meluahkan perasaan di laman sosial seperti di facebook''untuk tatapan umum tanpa rasa malu yang seolah-olah hilang pegangan hidup, meluahkan pada rakan atau melancong. Islam pula menyeru manusia yang mengalami peraan runcing,cemas atau sebagainya dengan banyak cara, iaitu dengan mengambil wuduk, solat, puasa zikir dan pelbagai cara untuk manusia itu kembali tenang.Dan apakah mereka(islam) itu akan memilih yang mana..?? Apakah mereka merasakan luahan mereka pada ''bukan tempatnya'' itu adalah lebih baik ???

UNGKAPAN
"Hasbunallah wa ni’mal wakil" bermaksud – Cukuplah Allah sebagai pelindung kami dan DIA adalah sebaik-baik pelindung..

Diriwayatkan bahawa ketika Nabi Ibrahim A.S. diletakkan di atas bara api, Malaikat Jibril a.s. bertanya kepada baginda – Apakah engkau memerlukan sesuatu pertolongan dariku? Nabi Ibrahim a.s. lantas menjawab – “Aku tidak memerlukan apa-apa pertolongan darimu.. Aku hanya memerlukan pertolongan dari Allah”...

Baginda kemudiannya menyebut kalimah 'Hasbunallah wa ni’mal wakil' ketika dicampakkan ke dalam api, dan dengan izin Allah S.W.T., api itu menjadi dingin dan selamatkan Nabi Allah itu dari terbakar.. Subahannallah..

Nabi Muhammad s.a.w. juga diriwayatkan menyebut kalimah 'Hasbunallah wa ni’mal wakil' ketika di dalam Peperangan Badar, sehingga Allah memberikan kemenangan kepada baginda...

Ubatilah jiwa anda dengan mengucapkan kalimah 'Hasbunallah wa ni’mal wakil' berkali-kali, hingga anda rasa tenang dan lapang.. Allah sentiasa bersama-sama orang yang mengingatiNya.. Marilah kita sama-sama mengamalkan kalimah ini setiap waktu dan setiap ketika, tidak kira waktu susah atau senang, moga rahmat dan keredhaan Allah sentiasa bersama-sama kita di dunia & akhirat.. ~Insya-Allah..


KECANTIKAN,KEGAGAHAN,KEDUDUKAN MEMBAWA SOMBONG DAN BONGKAK..??

..perlu ingat, kekayaan, kecantikan, kesihatan, kedudukan dan kepandaian adalah satu amanah yang akan dipersoalkan di akhirat nanti. Apakah segala nikmat ini menambah amal kebajikan dan sedekah jariah kita kepada ALLAH SWT?..

"Dan janganlah engkau memalingkan mukamu (kerana memandang rendah) kepada manusia, dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan berlagak sombong; sesungguhnya ALLAH tidak suka kepada tiap-tiap orang yang sombong takbur, lagi membanggakan diri."
(Surah Luqman: ayat 18)
Huraian
Sesungguhnya manusia dikurniakan oleh ALLAH SWT dengan rezeki dan nikmat yang berbeza. Ada yang kaya, yang cerdik, yang sihat, yang sempurna sifat, yang bangsawan dan sebagainya. Dalam masa yang sama, ada juga yang miskin, yang cacat, yang sakit, yang hodoh dan sebagainya. Kesemua kelebihan yang dikurniakan oleh ALLAH SWT bukanlah lesen untuk berlagak bongkak, sombong dan takbur kepada mereka yang malang dan kurang bernasib baik.

Kita perlu ingat, kekayaan, kecantikan, kesihatan, kedudukan dan kepandaian adalah satu amanah yang akan dipersoalkan di akhirat nanti. Apakah segala nikmat ini menambah amal kebajikan dan sedekah jariah kita kepada ALLAH SWT? Atau semakin banyak dosa dan maksiat yang kita lakukan sehingga tiada insan yang mendapat manfaat daripada kurniaan ALLAH SWT tersebut?

Ayat ini yang merupakan ungkapan nasihat Luqman kepada anaknya adalah satu amaran kepada manusia demi memperbetulkan sistem sosial dalam masyarakat Islam. Islam mengajarkan penganutnya akan erti kasih sayang, hormat-menghormati dan saling membantu sebagai ikatan sosial. Tanpa ikatan ini kekuatan ummah akan goyah dan kelangsungan ummah akan musnah.

Justeru, berlainan taraf dan berbeza kedudukan perlu difahami sebagai ujian ALLAH SWT atas nikmat yang diberi. Memandang hina orang bawahan, merasa jijik bergaul dengan golongan tidak setaraf, merasa terganggu dengan kehadiran orang kurang upaya dan meluat melayan orang sakit adalah ciri-ciri sikap bongkak sombong yang ditegah oleh Islam.

Kita sewajarnya sedar kemungkinan satu hari nanti nasib kita pula berubah daripada kaya menjadi miskin, daripada cantik menjadi hodoh, daripada sihat menjadi cacat dan demikianlah seterusnya.Dan ingat segala milik kita yang berada ditubuh seperti kecantikan dankegagahan pasti akan '' luput'ditelan usia '' Sesungguhnya kesombongan dan ketakburan yang kita zahirkan tidak akan membawa kita menjadi lebih hebat dan nikmat yang berkekalan. Segalanya hanyalah pinjaman sementara dan akhirnya kita akan kembali kepada ALLAH SWT berbekalkan amal kebajikan semata-mata.

Takabbur atau sombong adalah menganggap dirinya lebih dengan meremehkan orang lain, kerana  orang yang takabbur itu seringkali menolak kebenaran, apalagi bila kebenaran itu datang dari orang yang kedudukannya lebih rendah dari dirinya. Oleh kerana itu, bila kita mati dalam keadaan terbebas dari kesombongan amat mendapatkan jaminan masuk surga, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang mati dan ia terbebas dari tiga hal, yakni sombong, bongkak dan berhutang, maka ia akan masuk syurga ”

Jika dilihat dari sudut lain pula, cara orang yang sombong dan takkabur jarang sekali untuk menghulur tangan berjabat tangan (bersalam),sebaliknya mereka menanti mereka untuk dijabat tangannya oleh orang lain.Kadang-kadang mereka yang sombong dan bongkak sanggup cari jalan untuk tidak bersalaman( berjabat tangan) kononya boleh membawa kemudaratan(sial) kerana memikirkan taraf hidupnya yang tinggi dan mulia. Begitu juga lain halnya ada juga mereka yang bongkak itu mengharapkan tangannya di cium semasa bersalaman,kerana merasakan dialah orang yang ''dimuliakan''.
                                        


Kesimpulan

Sikap sombong dan bongkak terhadap orang yang kurang bernasib baik adalah sifat terkutuk dan dikeji oleh Islam. Kesyukuran terhadap nikmat kurniaan ALLAH SWT wajar dizahirkan dengan sifat hormat-menghormati dan memperbanyakkan amal kebajikan di dunia. Kesombongan dan ketakburan tidak membawa kita ke mana-mana selain mengundang kemurkaan ALLAH SWT. Sesungguhnya ALLAH SWT menilai manusia daripada amal perbuatan dan bukannya kehebatan zahir seperti pangkat, harta dan rupa paras.

"Bumi yang kita lihat besar sebenarnya seperti debu di tengah padang pasir yang luas" Ibnu Yusof.
"Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia . Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." -Surah Ghafir (40) :57

1]MEREKA JAHIL (BODOH) - TIDAK DAPAT MEMBACA DAN MEMAHAMINYA.. 
Firman Allah SWT: “Dan diantara mereka ADA ORANG-ORANG YANG UMMI, tidak mengetahui isi Taurat, kecuali cerita-cerita dari orang-orang lain saja, dan mereka hanya menduga-menduga (MENGAGAK-AGAK) saja.”... (QS al-Baqarah : 78)....

2]BERIMAN SECARA BERPILIH-PILIH, ATAU SEBAHAGIAN... 
Firman Allah SWT: “Apakah kamu beriman pada sebagian Taurat dan ingkar kepada sebagian yang lain.”(Iaitu tidak beriman dengan seluruh isi kitab mereka)
 (QS al-Baqarah : 85)

3]BERUSAHA UNTUK BERPALING DARI AL-QURAN... Firman Allah SWT: “Dan sesungguhnya mereka hampir-hampir memalingkan kamu dari apa yang telah KAMI wahyukan kepadamu, agar kamu membuat selain al-Quran secara bohong terhadap KAMI, dan kalau sudah demikian tentulah mereka mengambilmu sebagai sahabat setia …”

 (QS al-Isra : 73)...

4]SENGAJA MENGHINDAR DARI PENGARUH AL-QURAN 

Firman Allah SWT: “Dan orang-orang kafir berkata : JANGANLAH KAMU MENDENGAR DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH AKAN AL-QURAN INI, DAN BUATLAH HIRUK-PIKUK TERHADAPNYA, supaya kamu dapat mengalahkannya.” 
(QS Fushshilat : 26)....

5] CINTA DUNIA DAN TAKUT MATI.. 

Firman Allah SWT: “Sekali-sekali janganlah begitu! Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia, dan lari dari akhirat.”
(QS al-Qiyamah : 20-21)...
~wallahu'alam
~jaksa kotaraja

Jumaat, 28 Disember 2012

BERTAWASULNYA 3 ORANG LELAKI UNTUK MELOLOSKAN DIRI...

..........aku mempunyai seorang sepupu perempuan. Aku mengasihinya sebagaimana cinta seorang lelaki terhadap seorang perempuan yang cukup mendalam. Aku minta supaya dia melayani keinginan nafsuku. Namun begitu dia tidak sudi untuk berbuat demikian kecuali setelah aku memberikannya wang sebanyak seratus dinar..........................


Manakala bertawassul dengan amalan soleh telah pun diceritakan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam dimana sebuah hadis yang panjang ini menceritakan bahawa terdapat 3 orang lelaki terlepas dan terselamat dari terperangkap di dalam gua yang tertutup dengan cara bertawassul kepada Allah melalui amal soleh yang pernah mereka lakukan:
Diriwayatkan daripada Abdullah bin Umar Radhiallahu ‘anhu katanya: Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 

Tiga orang lelaki sedang berjalan-jalan, tiba-tiba turun hujan. Lalu mereka berteduh di dalam gua, lalu gua itu tertutup dengan sebuah batu besar menyebabkan mereka terkurung, lalu sebahagian daripada mereka berkata kepada sebahagian yang lain: “Ingatlah semua amalan baik yang pernah kamu lakukan kerana Allah Subhanahu wa Ta’ala setelah itu berdoalah kepada Allah dengan amalan masing-masing. Semoga AllahSubhanahu wa Ta’ala menolong kesulitan ini. Lelaki pertama berkata: Ya Allah, suatu ketika dulu aku mempunyai dua orang ibu bapa yang sudah tua melarat. Mereka tinggal bersama keluargaku yang terdiri dari seorang isteri dan beberapa orang anak yang masih kecil. Aku pelihara mereka serta berkhidmat untuk mereka. Sebaik saja aku mempunyai masa lapang aku terus memerahkan susu untuk mereka.


Aku utamakan kedua orang tuaku untuk meminumnya terlebih dahulu daripada anak-anakku. Satu hari kerana kesibukan pekerjaanku sehingga ke petang, baru aku dapat pulang. Aku dapati kedua orang tuaku sudah tidur. Seperti biasa aku terus memerah susu. Aku letakkan susu tersebut di dalam sebuah bejana. Aku berdiri di hujung kepala kedua orang tuaku, namun aku tidak sanggup membangkitkan mereka dari tidur yang nyenyak. Aku juga tidak sanggup untuk memberi anak-anakku minum terlebih dahulu sebelum kedua orang tuaku meminumnya, sekalipun mereka meminta-minta dihadapanku kerana lapar dahaga. Aku terus setia menunggu mereka dan mereka juga tetap pula tidur sampai ke pagi. Jika Engkau (Allah) tahu apa yang aku lakukan itu adalah semata-mata mengharapkan keredhaanMu, maka tolonglah aku dari kesulitan ini. Gerakkanlah batu besar ini, sehingga kami boleh melihat langit.

Disebabkan khidmat bakti Allah Subhanahu wa Ta’ala berkenan menolong mereka dengan menggerakkan sedikit batu besar tersebut, sehingga mereka boleh melihat langit. Lelaki kedua pula berkata: Ya Allah, suatu ketika dahulu aku mempunyai seorang sepupu perempuan. Aku mengasihinya sebagaimana cinta seorang lelaki terhadap seorang perempuan yang cukup mendalam. Aku minta supaya dia melayani keinginan nafsuku. Namun begitu dia tidak sudi untuk berbuat demikian kecuali setelah aku memberikannya wang sebanyak seratus dinar. Untuk tujuan tersebut dengan susah payah akhirnya aku mampu mengumpulkan wang sebanyak itu. Aku membawa wang tersebut kepadanya.

Sebaik saja aku ingin menyetubuhinya, dia berkata: Wahai hamba Allah! Takutlah pada Allah. Janganlah kamu meragut kesucianku kecuali dengan pernikahan terlebih dahulu. Mendengar kata-kata tersebut aku terus bangkit daripadanya serta membatalkan niat jahatku itu. Seandainya Engkau (Allah) tahu bahawa apa yang aku lakukan ini adalah semata-mata untuk mencari keredhaanMu, tolonglah kami dari kesulitan ini. Gerakkanlah batu besar ini agar terbuka sedikit lagi.

Lelaki ketiga pula berkata: Ya Allah! aku telah mengupah beberapa orang pekerja. Semuanya telah ku berikan upahnya kecuali seorang yang telah pergi tanpa mengambil upahnya. Aku telah memperniagakan wang upahannya itu sehinggakan telah berlaku penambahan harta yang terlalu banyak. Selepas beberapa lama, pada suatu hari orang itu telah datang lalu berkata: Wahai hamba Allah! Berilah upah kepadaku. Aku telah berkata: Unta-unta, lembu-lembu, kambing-kambing dan hamba-hamba yang kami nampak ini semuannya adalah upah kamu. Yakni wang upahanmu itu aku telah niagakan dan inilah hasilnya. Orang itu berkata:, Wahai hamba Allah!, jangan lah bergurau. Aku berkata: “Aku tidak bergurau, (“aku sedang menceritakan perkara yang sebenar”). Maka (selepas penjelasanku ini) orang itu membawa semua harta itu, sedikitpun tidak ditinggalnya. Ya Allah! jika perkara ini aku lakukan semata-mata untuk redhaMu maka jauhkan lah kami daripada musibah yang menimpa kami ini.
Akhirnya Allah pun menolong mereka dengan menggerakkan batu besar yang menutupi gua dan membolehkan mereka keluar  dari tempat perteduhan tersebut.

 (Hadis Riwayat Bukhari)

TAWASSUL...


...telah melepasi kesusahan berkata ''ini tidak lain kerana  pemerintahan sifulanlah kita semua dapat makan dan kesenangan...'' atau biasa kita dengar  ''kalaulah tidak si fulan itu yang menolong sudah tentu.....'''Laa haula walaa quwwata illa billahil ali'ilazim... Seharusnya perlu kita lafazkan dahulu kesyukuran ke hadrat Allah SWT apabila...

TAWWASUL secara bahasa ertinya mendekatkan diri.

Di antaranya dalam firman Allah:
"…dan memohon wasilah untuk mendekatkan diri kepada Rabb mereka."
Tawassul dibagi menjadi dua:
Tawassul yang disyariatkan, dan tawassul yang dilarang.

Tawassul yang disyariatkan iaitu:
Mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan yang Dia cintai dan Dia redhai berupa ibadah-ibadah yang wajib dan sunnah, baik berupa ucapan, perbuatan atau keyakinan.

Bentuknya adalah bermacam jenis:

1. Bertawassul kepada Allah dengan Asma dan SifatNya.
Allah berfirman:
"Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan."

(QS. Al-A'raaf : 180)
Caranya, seorang hamba ketika berdoa kepada Allah, terlebih dahulu menyebutkan namaNya yang sesuai dengan permintaannya; seperti menyebutkan nama Yang Maha Pengasih(Ar-Rahmaan), ketika ia meminta belas kasihan atau menyebut nama Yang Maha Pengampun (Ghafur), ketika memohon ampunan, dan sebagainya.

2. Bertawassul kepada Allah dengan iman dan tauhid.
Allah berfirman:
"Ya Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, kerana itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keEsaan Allah). " 

(QS. Ali Imraan : 53)

3. Bertawassul dengan amal soleh.
Yakni dengan cara seorang hamba memohon kepada Rabb melalui amalan paling ikhlas yang pernah dia lakukan, yang boleh diharapkan, seperti solat, puasa atau membaca Al-Qur'an, atau kesuciannya dalam menjaga diri dari maksiat dan sejenisnya. Di antaranya seperti yang disebutkan dalam hadis Al-Bukhari dan Muslim tentang kisah tiga orang yang masuk gua, tiba-tiba pintu gua tertutup oleh batu besar. Lalu mereka berdoa kepada Allah dengan menyebutkan amalan-amalan mereka yang paling diharapkan pahalanya.

Termasuk di antaranya bila seorang hamba bertawassul kepada Allah dengan kefakirannya, sebagaimana yang diucapkan oleh Nabi Ayyub 'Alaihissalam:
"Inni Massaniadh-Dhurru wa Anta Arhamurrahimin."
(Sesungguhnya aku telah mengalami kesengsaraan dan Engkau adalah Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih..)

Atau dengan pengakuan seorang hamba terhadap kezalimannya dan kepentingan dirinya terhadap Allah sebagaimana diungkapkan oleh Nabi Yunus:
"Laa Ilaaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minazh zhalimin."(Tidak ada yang berhak diibadahi secara benar melainkan Engkau; Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim..)

Tawassul-tawassul yang disyariatkan inipun berbeza-beza hukum di antara satu dengan yang lainnya. Ada yang wajib, seperti tawassul dengan menyebutkan nama dan sifat Allah atau dengan tauhid. Ada juga yang disunnahkan, seperti tawassul dengan menyebutkan amal soleh.
Adapun tawassul yang dilarang dan bid'ah itu adalah:

1. Bertawassul kepada Allah dengan hal-hal yang tidak disukai dan tidak diredhainya, berupa ucapan, perbuatan dan keyakinan.
Di antaranya tawassul dengan berdoa kepada orang-orang mati atau orang-orang yang tidak hadir, memohon keselamatan dengan perantaraan mereka, dan sejenisnya. Semua perbuatan itu adalah syirik besar yang mengeluarkan pelakunya dari Islam dan bertentangan dengan tauhid.
Berdoa kepada Allah, baik dalam bentuk doa permohonan seperti meminta sesuatu dan meminta diselamatkan dari bahaya atau doa ibadah seperti rasa tunduk dan pasrah dihadapan Allah, kesemuanya itu tidak boleh dialamatkan kepada selain Allah. Memalingkannya dari Allah adalah syirik dalam berdoa
Allah berfirman:
"Dan Rabbmu berfirman:"Berdo'alah kepadaKu,nescaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina-dina…" 
(QS. Al-Mukmin : 60)

Allah menjelaskan dalam ayat di atas ganjaran bagi orang yang enggan berdoa kepadaNya.  Jadi dengan berdoa kepada selainNya atau dengan tidak mahu berdoa kepadaNya secara menyeluruh, kerana takkbur atau sikap ujub, maka tidak akan sampai doanya kepada selainNya. 
Allah juga berfirman:
"Berdoalah kepada Allah dengan rasa tunduk dan suara perlahan.."

Dalam ayat ini Allah memerintahkan berdoa kepadaNya, bukan kepada selainNya. Allah berfirman menceritakan ucapan Ahli Neraka:
"Demi Allah, sungguh kami dahulu (di dunia) berada dalam kesesatan yang nyata; tatkala kami menyamakan kalian dengan Rabb sekalian makhluk."

Segala bentuk penyamaan Allah dengan selain-Nya dalam ibadah dan ketaatan, maka itu adalah perbuatan syirik terhadapNya 
Allah berfirman:
"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (do'anya) sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do'a mereka. " 
(QS. Al-Ahqaaf : 5)
"Dan barangsiapa yang menyeru sesembahan selain Allah, sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya, sesungguhnya tidak akan beruntung orang-orang yang kafir."
Allah menganggap orang yang berdoa kepada selainNya, bererti telah mengambil sesembahan selainNya pula.
Allah berfirman:
"Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu.Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.
(QS. Faatir : 13-14)

Allah menjelaskan dalam ayat ini, bahwa Dialah yang Maha Berkuasa dan Mampu mengurus segala sesuatu, bukan selainNya. Bahwasanya para sesembahan yang lain itu tidak dapat mendengar doa, apalagi untuk mengabulkan doa tersebut. Kalaupun dimisalkan mereka dapat mendengar, merekapun tidak akan mampu mengabulkannya, kerana mereka tidak memiliki kemampuan untuk memberi manfaat atau memberi mudharat, dan tidak memiliki kemampuan atas hal itu.

Sesungguhnya kaum musyrikin Arab di mana Rasulullah Shallalhu 'Alaihi Wassalam diutus, mereka menjadi orang-orang kafir kerana kemusyrikan mereka dalam berdoa. Kerana mereka juga berdoa kepada Allah dengan tulus ikhlas ketika mendapatkan kesusahan. Kemudian mereka menjadi kafir kepada Allah di kala senang dan mendapatkan kenikmatan dengan cara berdoa kepada selainNya. Allah berfirman:
"Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih."
Allah juga berfirman:
"Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira kerananya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatannya". 
(QS.Yunus : 22)

2. Bertawassul dengan cara menyebutkan nama atau kemuliaan orang soleh ketika berdo’a kepada Allah Ta’ala.
Ini adalah bid’ah bahkan perantara menuju kesyirikan. 

Contoh,”Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan kemuliaan Syaikh Abdul Qadir Jailani, ampunilah aku.”

3. Bertawassul dengan cara beribadah kepada Allah Ta’ala di sisi kubur orang soleh. Ini merupakan bid’ah yang diada-adakan, dan bahkan merupakan perantara menuju kesyirikan.

Tawassul Syirik


Tawassul yang syirik adalah menjadikan orang yang sudah meninggal sebagai perantara dalam beribadah seperti berdoa kepada mereka, meminta hajat, atau memohon pertolongan kepada mereka. 

Contoh,”Ya Syed Al-Badawi, mohonlah kepada Allah untuk kami”.

Perbuatan ini merupakan
syirik akbar dan dosa besar yang paling besar, meskipun mereka menamakannya dengan “tawassul”. Hukum syirik ini dilihat dari hakikatnya yaitu berdo’a kepada selain Allah.

Kemusyrikan/kesyirikan yang sering diabaikan bila timbul apa yang di hajatkan. 
sebahagian manusia pada masa sekarang ini sudah melampaui kemusyrikan orang-orang terdahulu. Kerana mereka memalingkan berbagai bentuk ibadah kepada selain Allah seperti doa, meminta keselamatan dan sejenisnya hingga pada saat tersepit sekalipun.Ada pula yang telah melepasi kesusahan berkata ''ini tidak lain kerana pemerintah sifulanlah kita semua dapat makan dan kesenangan...'' atau biasa kita dengar  ''kalaulah tidak si fulan itu yang menolong sudah tentu.....'''Laa haula walaa quwwata illa billahil ali'ilazim... Seharusnya perlu kita lafazkan dahulu kesyukuran ke hadrat Allah SWT apabila kita terselamat atau dikurniakan sesuatu kelazatan (kemewahan)dan barulah disebutkan sebab musabbab.Ini keran kita terlebih dahulu bermohon pada Allah dan dijadikan sebab musabbab untuk kita berlepas dari sesuatu musibbah. Maka itulah kita wajib lafzkan/panjatkan kesyukuran dan baru diletakkan sebab musabbab di belakang. Kita ''WAJIB" memohon keselamatan dan keberuntungan kepada Allah. 



Sebagai contoh yang harus dilafazkan.; ''Alhamdulillah,syukur aku kepada Allah Swt kerana telah dapatpun pekerjaan melalui si Ahmad yang telah digerakKAN hatinya untuk memberi pekerjaan padaku''

Kesimpulan : untuk membantah yang dituturkan oleh teman Anda itu bahwa meminta sesuatu kepada mayat adalah syirik. Bahkan meminta kepada orang hidup dalam batas yang hanya mampu dilakukan olehnyapun juga termasuk syirik. 
~Wallahu'alam.
~Jaksa Kotaraja

Khamis, 27 Disember 2012

Anjing Ditembak 40 kali Di Kepala Masih Hidup



Ini mungkin kes paling terok yang dialami oleh binatang. Seekor anjing ditembak 40 kali di kepalanya, diikat, dan kemudian ditanam hidup-hidup dengan hanya hidungnya di permukaan pasir, Subhanallah…dengan kekuasaan Allah,anjing itu tetap hidup. Kejadian ini berlaku di BIRZEBBUGA,MALTA.

Anjing (crossbreed mongrel) yang diberi nama ‘Bintang’ oleh penyelamatnya itu ditemui dekat Kota Birzebbuga, Malta.
Anjing tersebut ditemukan oleh petugas yang sedang melakukan penyelidikan, petugas itu mendengar suara rintihan anjing dari bawah papan kayu yang tertindih sebongkah kayu pohon besar. Saat menyiasat arah suara rintihan tersebut, petugas itu sangat terkejut dengan menemui seekor anjing yang nazak. Ketika menggali pasir untuk mengangkat anjing malang tersebut didapati keempat kaki ‘Bintang’ diikat sehingga tidak mampu bergerak sama sekali.

Ketika diperiksa didapati ‘Bintang’ telah ditembak sebanyak 40 kali. Ajaibnya, kumpulan doktor berhasil mengambil 40 peluru yang bersarang di kepala ‘Bintang’ melalui sebuah operasi dihospital Ta’ Qali.

                                       

‘Bintang’ Berjaya diselamatkan. Insiden penganiayaan binatang ini membangkitkan kemarahan masyarakat. Mereka menuntut agar hukuman terhadap pelaku penganiayaan binatang perlu dihukum berat menjadi satu tahun penjara dan denda 46.500 euro. Kumpulan pecinta binatang menggerakkan protes atas tindakan ‘menjijikan’ terhadap ‘Bintang’. Satu laman facebook diwujudkan di mana jumlahnya sudah mencapai 7.000 pengikut. Sebanyak 1.000 tandatangan menandatangani petisyen dunia maya untuk membantu menangkap pelaku penyiksaan ‘Bintang’. Mereka juga sepakat menyumbang untuk membayari kos operasi dan penjagaan ‘Bintang’. Tawaran juga dikeluarkan bagi siapa yang berjaya menangkap penembak bintang.

                                      
Renungan:
Sememangnya anjing itu menjadi bintang kini. Betapa manusia mempunyai naluri sensitif terhadap kezaliman, penyiksaan dan penindasan meskipun ianya terhadap seekor binatang.

Amat malang jika manusia yang melakukan kezaliman diatas bumi Allah ini disokong dan dibiarkan dalam melakukan kebinasaan. Munasabahlah didalam Islam, orang yang menyokong dan membiarkan kezaliman dimuka bumi ini disambar api neraka.Ingatlah Allah membenci orang-orang yang melakukan kerosakan dan kezaliman.
                                        

Sepertimana Firman Allah Ta’ala :


“Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan beroleh azab seksa selain dari azab yang tersebut, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (hakikat yang sebenarnya).” (At-Tuur 52:47)
Orang – orang yang zalim tidak memiliki penolong, teman dekat dan pemberi syafa’at.
ALLAH berfirman:
“Wahai Tuhan kami! Sebenarnya sesiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka maka sesungguhnya Engkau telah menghinakannya, dan orang-orang yang zalim tidak akan beroleh seorang penolong pun“ (A-li’Imraan 3:192)

Firman Allah Lagi:
“Dan berilah amaran (wahai Muhammad) kepada mereka tentang (hari kiamat) yang dekat (masa datangnya), iaitu ketika hati seseorang merasa resah gelisah, kerana cemas takut, sambil masing-masing menahan perasaannya itu. (Pada saat itu) orang-orang yang zalim tidak akan mendapat seorang sahabatpun yang boleh membelanya, dan tidak akan mendapat pemberi syafaat yang diterima pertolongannya.“ (Ghaafir 40:18)

Rabu, 26 Disember 2012

HIDUP IKUT ADAT BANGSA,MATI IKUT ADAT ISLAM,TIMBUL 12 GOLONGAN


Banyak kisah yang telah kita dengar mengenai hari kiamat atau hari perhitungan manusia dengan PENCIPTANYA.Tapi hanya tinggal kisah dan nasihat sahaja,manusia hanya tersentak sejenak untuk bermuhasabah diri,dan kemudiannya lupa atau sengaja ''mencabar'' Allah SWT dalam kehidupan mereka dengan melakukan pertentangan adab kehidupan islam .Dan tidak salah ramai yang ''hidup mengikut adat bangsa'' tetapi bila mati ikut adat islam.Itu dinamakan HIPOKRIT dan MUNAFIK .


Hadis Ibnu Abbas r.a: Diriwayatkan daripada Humaid bin Abdul Rahman bin Auf katanya: Bahawa Marwan berkata kepada penjaga pintunya: Wahai Rafi'! Pergilah kepada Ibnu Abbas dan katakanlah: Sekiranya setiap orang di antara kita disiksa kerana bergembira terhadap apa yang diperolehi dan suka dipuji terhadap apa yang tidak dilakukan, nescaya kita semua turut akan disiksa

Ibnu Abbas berkata: Kenapakah kamu ni? Ayat ini diturunkan kepada Ahli Kitab. Kemudian Ibnu Abbas membaca ayat  yang bermaksud: Dan ingatlah ketika Allah mengambil perjanjian setia daripada orang-orang yang telah diberikan kitab iaitu:Demi sesungguhnya hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada umat manusia dan jangan sekali-kali kamu menyembunyikannya, 
Kemudian Ibnu Abbas membaca ayat yang bermaksud: Jangan sekali-kali engkau menyangka wahai Muhammad bahawa orang-orang yang bergembira dengan apa yang mereka lakukan itu dan mereka pula suka dipuji dengan apa yang mereka tidak lakukan, terselamat dari siksa. Seterusnya Ibnu Abbas berkata: Nabi s.a.w bertanya kepada mereka, tetapi mereka menyembunyikannya malah memberikan jawapan lain. Kemudian mereka keluar dengan perasaan telah memberitahu apa yang ditanyakan kepada mereka. Mereka berharap mendapat pujian terhadap jawapan tersebut serta bergembira dengan tipu helah mereka.

Firman Allah swt dalam surah al-Naba ayat 18:- "Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok." Adalah diriwayatkan bahawa ayat yang tersebut diatas pernah ditanyakan oleh Saidina Muaz bin Jabal, katanya, "Ya Rasulullah, apa maksudnya ayat ini?" Maka Rasulullah saw menangis sebelum menjawab soalan tersebut kerana inilah yang selalu dibimbangkan oleh baginda. Lalu baginda menjawab: "Ya Muaz, umatku kelak apabila bangkit dari kubur akan menjadi 12 
golongan. Sebanyak 11 golongan akan memasuki neraka dan hanya 1 golongan sahaja yang akan memasuki syurga. Adapun 11 golongan yang memasuki neraka adalah seperti berikut:-..'' 


1.Mereka yang tidak mempunyai kaki dan tangan. Ini adalah kerana mereka suka menyakiti hati jiran tetangga. 

2.Mereka yang menyerupai babi. Ini adalah balasan bagi orang

yang suka melengah-lengahkan solat lima waktu. 
3.Mereka yang perutnya besar seperti gunung dan dipenuhi dengan ular dan kala. Inilah balasan bagi mereka yang enggan mengeluarkan zakat. 
4.Mereka yang keluar darah dari mulutnya. Inilah balasan mereka yang berdusta. 
5.Mereka yang berbau busuk seluruh badannya. Ini adalah balasan mereka yang mengaut keuntungan dalam jual beli atas penipuan. 
6.Mereka yang dicincang-cincang pada tengkuk dan bahu. Ini adalah balasan mereka yang menyaksikan maksiat atau perbuatan jahat. 
7.Mereka yang keluar dengan tidak berlidah dan keluar nanah dan darah dari mulut. Ini balasan mereka yang tidak mahu menyaksikan kebenaran. 
8.Mereka yang keluar dalam keadaan terbalik iaitu kepala dibawah dan kakinya keatas. Ini adalah balasan mereka yang berzina serta mati sebelum bertaubat. 
9.Mereka yang berwajah hitam, bermata biru dan perutnya penuh api. Ini balasan mereka yang memakan harta anak yatim secara zalim. 
10.Mereka yang kulitnya penuh kudis dan penyakit-penyakit  lain yang menjijikan. Ini adalah balasan mereka yang berani melawan kedua ibu bapanya. 
11.Meraka yang buta matanya dan hatinya, giginya seperti tanduk, bibirnya berjuntai hingga keperut, dari perut dan pehanya keluar kotoran. Ini adalah balasan mereka minum minuman keras.

Hanya satu golongan yang masuk ke syurga ialah: 

12.Mereka yang wajahnya bagaikan bulan purnama, berjalan di atas titian Mustaqim pantas seperti kilat. Ini balasan orang yang beramal salih dan menjauhi maksiat serta mendirikan solat lima waktu dan mati dalam keadaan bertaubat."

~waallahu'allam
~Jaksa Kotaraja

DAJJAL,UJIAN BUAT SEMUA MANUSIA SEJAGAT..padat berisi..

....perkataan ''dajjal'' atau ''majal'' pada manusia yang suka atau membuat masalah dengan sengaja pada individu ataupun perkumpulan.''dajal'' ini sering menindas atau memyiksa kehidupan masyarakat atau individu,dan ini sering diistilahkan sebagai ''dajjal kecil''.Dari sudut.... 

“Dajjal” sering menjadi topik  yang dibicarakan  orangramai. Perkaranya pun kian hangat dengan munculnya orang-orang yang mengaku atau dianggap orang lain sebagai Dajjal, seperti yang dialamatkan pada Sri Sathya Sai Baba, seorang begawan dari India.Malah diMalaysia sendiri ramai yang perlakuannya seolah-olah mengambarkan dialah dajjal. Benarkah dia Dajjal?

Jika ditinjau dari sisi bahasa, makna Dajjal adalah sangat tepat untuknya, Dajjal bererti banyak berdusta dan menipu. Pada mereka yang banyak berdusta dan menipu, ada pengikutnya ataupun tidak, maka dia adalah Dajjal. Demikianlah yang diistilahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang mereka.  Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:


لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَقْتَتِلَ فِئَتَانِ عَظِيْمَتَانِ يَكُوْنُ بَيْنَهُمَا مَقْتَلَةٌ عَظِيْمَةٌ دَعْوَتُهُمَا وَاحِدَةٌ وَحَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُوْنَ كَذَّابُوْنَ قَرِيْبٌ مِنْ ثَلاَثِيْنَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ وَحَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلاَزِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ وَحَتَّى يَكْثُرَ فِيْكُمُ الْمَالُ فَيَفِيْضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ الْمَالِ مَنْ يَقْبَلُ صَدَقَتَهُ وَحَتَّى يَعْرِضَهُ عَلَيْهِ فَيَقُوْلَ الَّذِي يَعْرِضُهُ عَلَيْهِ: لاَ أَرَبَ لِي بِهِ؛ وَحَتَّى يَتَطَاوَلَ النَّاسُ فِي الْبُنْيَانِ وَحَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُوْلُ: يَا لَيْتَنِي مَكَانَهُ؛ وَحَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا فَإِذَا طَلَعَتْ وَرَآهَا النَّاسُ يَعْنِي آمَنُوا أَجْمَعُوْنَ فَذَلِكَ حِيْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيْمَانِهَا خَيْرًا

“Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga dua kelompok besar saling berperang dan banyak terbunuh di antara dua kelompok tersebut, yang seruan mereka adalah satu. Dan hingga dibangkitkannya para Dajjal lagi pendusta hampir 30 orang, semuanya mengaku bahwa dirinya Rasulullah, dicabutnya ilmu, banyak terjadi gempa, zaman berdekatan, fitnah menjadi muncul, banyak terjadi pembunuhan, berlimpah ruahnya harta di tengah manusia sehingga para pemilik harta bingung terhadap orang yang akan menerima shadaqahnya. Sampai dia berusaha menawarkannya kepada seseorang namun orang tersebut berkata: ‘Saya tidak memerlukannya’; orang berlumba-lumba dalam meninggikan bangunan. Ketika seseorang melalui pada sebuah kuburan dia berkata: ‘Aduhai jika saya berada di sana’ terbitnya matahari dari sebelah barat dan apabila terbit dari sebelah barat di saat orang-orang melihatnya, mereka beriman seluruhnya (maka itulah waktu yang tidak bermanfaat keimanan bagi setiap orang yang sebelumnya dia tidak beriman atau dia tidak berbuat kebaikan dengan keimanannya).”
Dari keterangan di atas jelaslah bahwa kata Dajjal sering dipakai untuk menamai seseorang yang banyak berdusta dan banyak menipu umat. Pemimpin A
jaran sesat,para sihir dan pemimpin banyak mengakui diri sebagai nabi setelah kewafatan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mereka adalah para Dajjal. Dan bila disebutkan Dajjal secara mutlak (tanpa keterangan tambahan, red.) maka tidak ada yang tergambar dalam benak setiap orang melainkan Ad-Dajjal Al-Akbar (yang terbesar), yang akan muncul di akhir zaman sebagai tanda dekatnya hari kiamat dengan sifat-sifat yang sudah jelas sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Mengimani Munculnya Dajjal Al-Akbar

Tidak ada keraguan bagi orang yang beriman terhadap segala berita yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, masuk akal ataupun tidak. Kerana mereka meyakini bahwa segala yang diberitakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sepanjang riwayatnya sahih, merupakan berita wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan segala perkara yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berkait dengan Dajjal –seperti sifat-sifatnya, kejadian-kejadian luar biasa yang diperbuatnya, masa tinggalnya di atas dunia, para pengikutnya, tempat turunnya, siapa yang akan membunuhnya dan sebagainya.Bagi orang yang beriman bukanlah sebuah khurafat dan tahayul yang menjajah akal serta hati mereka. Bukan pula sebuah keanehan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menjadikan keluarbiasaan pada diri Dajjal. Dan ini tidak akan mengurangi kemuliaan Allah Subhanahu wa Ta’ala sedikitpun. Mereka menjadikan segala yang terkait dengan Dajjal sebagai perkara yang akan menambah dan mengokohkan keimanan mereka terhadap kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta kebenaran berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka akan menjadikan segala yang terkait dengan Dajjal sebagai ujian yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menambah kebajikan mereka di atas kebajikan. Tidak ada ucapan yang keluar dari orang-orang yang beriman melainkan:

آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا 
“Kami beriman kepadanya, semuanya itu dari sisi Rabb kami.” (Ali ‘Imran: 7)

سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا “Kami mendengar dan kami patuh.” (Al-Baqarah: 285)


Dajjal sebagai Tanda Hari Kiamat
Munculnya Dajjal merupakan salah satu tanda hari kiamat kubra (tanda-tanda yang besar). Ertinya, tanda-tanda yang muncul mendekati hari kiamat dan bukan tanda yang biasa terjadi. Seperti munculnya Dajjal, turunnya ‘Isa, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, serta terbitnya matahari dari sebelah barat. 
(Lihat At-Tadzkirah karya Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu hal. 264, Fathul Bari 13/485, dan Ikmal Mu’allim Syarah Shahih Muslim, 1/70)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan akan munculnya Dajjal di dalam banyak hadits. Di antaranya yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu (no. 5228) dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu:


ذَكَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالَ ذَاتَ غَدَاةٍ فَخَفَّضَ فِيْهِ وَرَفَّعَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ فَلَمَّا رُحْنَا إِلَيْهِ عَرَفَ ذَلِكَ فِيْنَا. فَقَالَ: مَا شَأْنُكُمْ؟ قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ غَدَاةً فَخَفَّضْتَ فِيْهِ وَرَفَّعْتَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ. فَقَالَ: غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي عَلَيْكُمْ، إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيْكُمْ فَأَنَا حَجِيْجُهُ دُوْنَكُمْ، وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيْكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيْجُ نَفْسِهِ

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkisah tentang Dajjal pada pagi hari dan beliau mengangkat dan merendahkan suaranya seakan-akan kami menyangka dia (Dajjal) berada di sebagian pohon kurma. Lalu kami berpaling dari sisi Rasulullah. Kemudian kami kembali kepada beliau dan beliau mengetahui hal ini, lalu beliau berkata: ‘Ada apa dengan kalian?’ 
Kami berkata: ‘Ya Rasulullah, engkau bercerita tentang Dajjal pada pagi hari dan engkau mengangkat serta merendahkan suara, sehingga kami menyangka bahwa dia berada di antara pepohonan kurma.’ 
Rasulullah lantas bersabda: ‘Bukan Dajjal yang aku khawatirkan atas kalian. Dan jika dia keluar dan aku berada di tengah kalian maka akulah yang akan menyelesaikan urusannya. Dan jika dia keluar dan aku tidak berada di tengah kalian, maka setiap orang menyelesaikan urusannya masing-masing.”

Kemudian ada satu lagi hadis yang menunjukkan dengan tepat dari mana dajal keluar yang kemudian disertai oleh pengikutnya terdiri dari orang perempuan dan kanak-kanak. Daripada Abu Bakr al-Siddiq, Nabi Muhammad s.a.w. bersabda, "Dajal akan muncul ke bumi dari arah Timur bersama Khurasan." 
- Riwayat al-Tarmizi.

Di dalam hadis yang lain pula daripada Anas bin Malik, bersabda Rasulullah s.a.w. : "Dajal akan keluar dari kota Yahudi, Khurasan bersama 70,000 Yahudi dari Isfahan." 

- Riwayat Imam Ahmad. Ketika keluarnya dajal, ramai perempuan dan kanak-kanak akan menjadi pengikutnya. Sehinggakan orang lelaki terpaksa bertindak mengikat ahli keluarga perempuan mereka supaya tidak menjadi pengikut dajal. 

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah rahimahullahu dalam Kitabul Fitan (no. 4045) dari Hudzaifah bin Usaid Abu Suraihah radhiyallahu ‘anhu:

كُنَّا قُعُوْدًا نَتَحَدَّثُ فِي ظِلِّ غُرْفَةٍ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْنَا السَّاعَةَ فَارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُنَا فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَنْ تَكُوْنَ – أَوْ لَنْ تَقُوْمَ – السَّاعَةُ حَتَّى يَكُوْنَ قَبْلَهَا عَشْرُ آيَاتٍ طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَخُرُوْجُ الدَّابَّةِ وَخُرُوْجُ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ وَالدَّجَّالُ وَعِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَالدُّخَانُ وَثَلاَثَةُ خُسُوْفٍ خَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِجَزِيْرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ تَخْرُجُ نَارٌ مِنْ الْيَمَنِ مِنْ قَعْرِ عَدَنٍ تَسُوْقُ النَّاسَ إِلَى الْمَحْشَرِ

“Kami sedang duduk-duduk berbincang di bayang-bayang salah satu kamar Rasulullah. Kami berbincang tentang hari kiamat, dan suara kami pun menjadi meninggi. Lalu beliau bersabda: ‘Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga muncul sepuluh tanda;
iaitu terbitnya matahari dari sebelah barat, 
munculnya Dajjal, 
munculnya asap, 
keluarnya binatang, 
munculnya Ya’juj dan Ma’juj, 
turunnya Isa putra Maryam, 
dan tiga khusuf (terbenam ke dalam bumi), 
satu di timur, 
satu di barat dan 
satu di Jazirah Arab, 
dan api yang keluar dari arah Yaman dari dataran terendah ‘Adn yang menggiring manusia ke tempat mahsyar’.”


Berita tentang munculnya Dajjal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wajib diimani dengan sifat-sifat yang telah disebutkan dengan terang dan jelas yang tidak butuh penakwilan apapun, di antaranya:

1. Dia dari Bani Adam
2. Laki-laki
3. Pemuda
4. Pendek
5. Berkulit merah
6. Keriting rambutnya
7. Dahinya lebar
8. Lehernya lebar
9. Matanya buta sebelah kanan
10.Tertulis di antara dua matanya ك ف ر (yang bermakna kafir)
11.Tidak berketurunan
12.Pada matanya sebelah kiri terdapat daging tumbuh.

Sifat-sifat di atas disebutkan di dalam banyak hadits baik dalam Ash-Shahihain (Al-Bukhari dan Muslim) atau selain keduanya.
Dajjal adalah dari Bani Adam, Bukan Lambang Kejahatan dan Kerosakan.

Asal Dajjal dari Bani Adam telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak hadits. Dari penjelasan nash tersebut tidaklah masuk akal bila dimaknakan kepada sebuah lambang.  Oleh Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahudan Al-Imam Muslim rahimahullahudari sahabat Ibnu ‘Umar radhiyallahu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ذَكَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا بَيْنَ ظَهْرَانَيِ النَّاسِ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ أَلاَ إِنَّ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ. قَالَ: وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَرَانِي اللَّيْلَةَ فِي الْمَنَامِ عِنْدَ الْكَعْبَةِ فَإِذَا رَجُلٌ آدَمُ كَأَحْسَنِ مَا تَرَى مِنْ أُدْمِ الرِّجَالِ تَضْرِبُ لِمَّتُهُ بَيْنَ مَنْكِبَيْهِ، رَجِلُ الشَّعْرِ يَقْطُرُ رَأْسُهُ مَاءً، وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبَيْ رَجُلَيْنِ وَهُوَ بَيْنَهُمَا يَطُوْفُ بِالْبَيْتِ فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ فَقَالُوا: الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ. وَرَأَيْتُ وَرَاءَهُ رَجُلاً جَعْدًا قَطَطًا أَعْوَرَ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَشْبَهِ مَنْ رَأَيْتُ مِنْ النَّاسِ بِابْنِ قَطَنٍ، وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبَيْ رَجُلَيْنِ يَطُوْفُ بِالْبَيْتِ. فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ قَالُوا: هَذَا الْمَسِيْحُ الدَّجَّالُ


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan pada suatu hari di tengah keramaian tentang Al-Masih Ad-Dajjal. Beliau berkata: “Sesungguhnya Allah tidak buta sebelah, dan ketahuilah Al-Masih Ad-Dajjal adalah buta mata sebelah kanannya, seperti buah anggur yang menonjol.” Ibnu ‘Umar berkata: “Rasulullah bersabda: ‘Diperlihatkan dalam mimpiku pada suatu malam ketika aku berada di Ka’bah, kemunculan secara tiba-tiba seseorang dari Bani Adam yang terlihat sangat bagus, berkulit sawo matang dari Bani Adam, rambutnya tersisir di antara kedua bahunya, dalam keadaan meletakkan kedua tangannya di atas dua bahu dua lelaki dan dia melaksanakan thawaf di antara keduanya aku berkata: ‘Siapa ini?’ Mereka berkata: ‘Al-Masih bin Maryam.’ Dan aku melihat di belakangnya ada seseorang yang sangat keriting rambutnya dan buta matanya sebelah kanan dan serupa dengan Ibnu Qathan. Dia meletakkan tangannya di atas bahu dua laki-laki dan thawaf di Ka’bah. Lalu aku berkata: ‘Siapa ini?’ Mereka menjawab: ‘Ini adalah Al-Masih Ad-Dajjal’.”

Kenapa Tidak Disebutkan Dajjal Di dalam Al-Qur`an dengan Jelas Sebagaimana dalam Hadits-hadits?
Mungkin orang-orang akan bertanya kenapa tidak disebutkan di dalam Al-Qur`an dengan jelas tentang Dajjal sebagaimana disebutkan di dalam hadits-hadits? Padahal perkara Dajjal tidaklah jauh lebih besar dari perkara Ya’juj dan Ma’juj, sementara urusan Ya’juj dan Ma’juj disebutkan di dalam Al-Qur`an?
Telah disebutkan alasannya oleh para ulama dalam banyak pendapat. Di antaranya:

1. Penyebutan Dajjal di dalam Al-Qur`an termasuk dalam kandungan ayat:
هَلْ يَنْظُرُوْنَ إِلاَّ أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلاَئِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيْمَانِهَا خَيْرًا قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ

“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Rabbmu atau kedatangan beberapa ayat Rabbmu. Pada hari datangnya ayat dari Rabbmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggulah olehmu, sesungguhnya kamipun menunggu (pula)”.
(Al-An’am: 158)
Yang dimaksud dengan ‘tanda-tanda Rabbmu’ dalam ayat ini adalah munculnya Dajjal, terbitnya matahari dari sebelah barat, dan munculnya daabbah (binatang). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan di dalam sebuah sabdanya:
ثَلاَثَةٌ إِذَا خَرَجْنَ لَمْ يَنْفَعْ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ: الدَّجَّالُ وَالدَّابَّةُ وَطُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا
“Tiga hal apabila telah muncul (terjadi) maka tiada bermanfaat lagi sebuah keimanan bagi seorang jiwa yang belum beriman (sebelumnya): Dajjal, daabbah, dan terbitnya matahari dari arah barat.”

2. Al-Qur`an menyebutkan akan turunnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam dan dialah yang akan membunuh Dajjal. Maka dengan menyebutkan Masihil Huda (Nabi ‘Isa ‘alaihissalam) sudah cukup dari penyebutan Masihidh Dhalal (Dajjal). Dan kebiasaan orang Arab adalah mencukupkan diri dengan menyebutkan salah satu yang berlawanan.


3. Bahwa munculnya Dajjal disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam firman-Nya:
لَخَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ أَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ
“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
(Al-Mu`min: 57)

Yang dimaksud kata “manusia” di dalam ayat ini adalah Dajjal. Dalam istilah kaedah bahasa termasuk dalam bab penyebutan secara umum sedangkan yang dimaksud adalah khusus, yaitu Dajjal. Abu ‘Aliyah berkata: “Artinya lebih besar dari penciptaan Dajjal yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi.” (Tafsir Al-Qurthubi, 15/325) Dan Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu berkata: “Ini, kalau memang benar, adalah sebaik-baik jawaban. Dan ini termasuk perkara-perkara yang ditugaskan kepada Rasul-Nya untuk dijelaskan. Dan ilmunya ada di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Fathul Bari, 13/92)


4. Al-Qur`an tidak menyebutkan Dajjal sebagai bentuk penghinaan terhadapnya. Di mana dia menobatkan dirinya sebagai Tuhan, padahal dia adalah manusia. Tentu sikapnya ini menafikan kemahaagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kemaha sempurnaanNya serta kesucianNya dari sifat-sifat kekurangan. Oleh kerana itu, urusan Dajjal di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sangat hina dan kecil untuk disebutkan.

Jika demikian, mengapa tentang Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan disebutkan di dalam Al-Qur`an? Jawabannya adalah: “Perkara Fir’aun telah selesai dan habis masanya, dan disebutkan sebagai peringatan bagi manusia. Adapun urusan Dajjal, akan muncul di akhir zaman sebagai ujian bagi manusia.”
Dan terkadang, sesuatu itu tidak disebutkan karena jelas dan nyata perkaranya.

Inilah beberapa pendapat dari jawaban dan alasan ulama tentang mengapa tidak disebutkan permasalahan Dajjal di dalam Al-Qur`an. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu wajar bila muncul, karenanya Ibnu Hajar rahimahullahu menjelaskan: “Pertanyaan tentang tidak disebutkannya Dajjal di dalam Al-Qur`an akan terus muncul. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan perkara Ya`juj dan Ma`juj, sementara fitnah mereka sama dengan fitnahnya Dajjal.” (Fathul Bari, 13/91-92)
Pengarang kitab Asyrathus Sa’ah menguatkan pendapat yang pertama yaitu Dajjal telah disebutkan di dalam Al-Qur`an sebagaimana kandungan ayat dalam surat Al-An’am di atas secara global, dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diamanatkan untuk menjelaskannya (secara rinci). (Asyrathus Sa’ah, hal. 333)

Fitnah Dajjal

Tidak ada yang mengingkari bahwa fitnah Dajjal adalah fitnah besar sepanjang perjalanan hidup Bani Adam di atas dunia ini sampai pada hari kiamat. Hal ini disebabkan berbagai bentuk keanehan yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk Dajjal melakukan perkara tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam banyak riwayat. Dua fitnah yang sesungguhnya diusung oleh Dajjal untuk ''merekrut'' pengikut itulah fitnah syahwat dan fitnah syubuhat. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa fitnah besar Dajjal terhadap umat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

1. Bersama Dajjal ada syurga dan neraka

Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dalam Shahih-nya (no. 2934) dari sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الدَّجَّالُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى جُفَالُ الشَّعَرِ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ
“Dajjal adalah buta sebelah kiri, sangat keriting rambutnya, dan bersamanya syurga dan neraka. Namun nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka.”
2. Bersamanya ada sungai-sungai yang penuh air


Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu (no. 2934) dari shahabat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا مَعَ الدَّجَّالِ، مِنْهُ مَعَهُ نَهْرَانِ يَجْرِيَانِ أَحَدُهُمَا رَأْيَ الْعَيْنِ مَاءٌ أَبْيَضُ وَاْلآخَرُ رَأْيَ الْعَيْنِ نَارٌ تَأَجَّجُ فَإِمَّا أَدْرَكَنَّ أَحَدٌ فَلْيَأْتِ النَّهْرَ الَّذِي يَرَاهُ نَارًا وَلْيُغَمِّضْ ثُمَّ لْيُطَأْطِئْ رَأْسَهُ فَيَشْرَبَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مَاءٌ بَارِدٌ، وَإِنَّ الدَّجَّالَ مَمْسُوْحُ الْعَيْنِ عَلَيْهَا ظَفَرَةٌ غَلِيْظَةٌ مَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ


“Sesungguhnya aku mengetahui apa yang menyertai Dajjal. Iaitu, bersamanya ada dua sungai yang mengalir. Dengan penglihatan mata, salah satunya adalah air yang putih dan yang lain api yang berkobar. Maka barangsiapa menjumpai yang demikian hendaklah dia mendatangi sungai yang dia lihat sebagai api dan pejamkan matanya kemudian tundukkan kepalanya dan minumlah darinya, karena sesungguhnya itu adalah air yang dingin. Sesungguhnya Dajjal buta dan pada matanya ada daging tumbuh yang tebal serta tertulis di antara dua matanya kafir, yang akan dibaca oleh setiap orang yang beriman baik yang boleh menulis atau tidak.”


3. Memerintahkan langit untuk menurunkan hujan dan bumi menumbuhkan tanamannya

Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dalam riwayat Al-Imam Muslim rahimahullahu dalam Shahih beliau (no. 2937) dari sahabat An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu:
قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا لَبْثُهُ فِي اْلأَرْضِ؟ قَالَ:أَرْبَعُوْنَ يَوْمًا يَوْمٌ كَسَنَةٍ وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ. قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَسَنَةٍ أَتَكْفِيْنَا فِيْهِ صَلاَةُ يَوْمٍ؟ قَالَ: لاَ، اقْدُرُوا لَهُ قَدْرَهُ. قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَمَا إِسْرَاعُهُ فِي اْلأَرْضِ؟ قَالَ: كَالْغَيْثِ اسْتَدْبَرَتْهُ الرِّيْحُ، فَيَأْتِي عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوْهُمْ فَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَيَسْتَجِيْبُوْنَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَاْلأَرْضَ فَتُنْبِتُ


Kami berkata: “Ya Rasulullah, berapa lama masa tinggalnya di atas dunia?” Beliau bersabda: “40 hari. Satu hari bagaikan satu tahun, satu hari bagaikan satu bulan, dan satu hari bagaikan satu minggu dan selain itu harinya sama dengan hari biasa.” Kami mengatakan: “Ya Rasulullah, bagaimana kalau satu hari bagaikan satu tahun, apakah cukup bagi kita untuk melaksanakan shalat satu hari?” Rasulullah bersabda: “Tidak, tetapi ukurlah kadarnya.” Kami berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana tentang kecepatannya di muka bumi?” Beliau bersabda: “Bagaikan hujan yang ditiup oleh angin lalu dia mendatangi kaum dan menyerukan mereka sehingga mereka beriman kepadanya dan menerima seruannya. Dia juga memerintahkan langit untuk menurunkan hujan dan kemudian hujan turun; dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman maka kemudian tumbuh.”


4. Bersamanya segala perbendaharaan bumi, dan boleh menempuh arah dengan cepat bagaikan hujan yang ditiup oleh angin. Sebagaimana dalil yang disebutkan di atas.
5. Menghidupkan dan mematikan.

Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu dari sahabat Abu Sai’d Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu (no. 2938) berkata:
حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا حَدِيْثًا طَوِيْلاً عَنِ الدَّجَّالِ فَكَانَ فِيْمَا حَدَّثَنَا قَالَ: يَأْتِي وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْهِ أَنْ يَدْخُلَ نِقَابَ الْمَدِيْنَةِ فَيَنْتَهِي إِلَى بَعْضِ السِّبَاخِ الَّتِي تَلِي الْمَدِيْنَةَ فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ فَيَقُوْلُ لَهُ: أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيْثَهُ. فَيَقُوْلُ الدَّجَّالُ: أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّوْنَ فِي اْلأَمْرِ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: لاَ. قَالَ: فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيْهِ فَيَقُوْلُ حِيْنَ يُحْيِيْهِ: وَاللهِ مَا كُنْتُ فِيْكَ قَطُّ أَشَدَّ بَصِيْرَةً مِنِّي اْلآنَ. قَالَ: فَيُرِيْدُ الدَّجَّالُ أَنْ يَقْتُلَهُ فَلاَ يُسَلَّطُ عَلَيْهِ


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami sebuah hadits yang panjang tentang Dajjal pada suatu hari. Di antara apa yang beliau sampaikan adalah: “Dajjal datang dan dia diharamkan untuk masuk ke kota Madinah, maka dia berakhir di daerah yang tanahnya bergaram yang berada di sekitar Madinah. Maka keluarlah kepadanya seorang yang paling baik dan dia berkata: ‘Aku bersaksi bahwa kamu adalah Dajjal yang telah diceritakan oleh Rasulullah.’ Lalu Dajjal berkata (kepada pengikutnya): ‘Bagaimana jika aku membunuh orang ini kemudian menghidupkannya, apakah kalian masih tetap ragu tentang urusanku?’ Mereka berkata: ‘Tidak.’ Dia pun membunuhnya kemudian menghidupkannya. Orang yang baik itu berkata setelah dihidupkan: ‘Demi Allah, aku semakin yakin tentang dirimu.’ Rasulullah berkata: ‘Lalu Dajjal ingin membunuhnya lagi namun dia tidak sanggup melakukannya’.”

6. Melakukan penipuan dengan mengubah wujud seseorang

Demikianlah beberapa bentuk dari sekian fitnah Dajjal yang sangat dahsyat. Tidak ada seorang pun yang akan selamat melainkan orang-orang yang berusaha menyelamatkan dirinya kemudian dijemput oleh Rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia selamat dari fitnah Dajjal yang amat sangat dahsyat.

Bentuk fitnah yang juga diusung oleh Dajjal dalam rangka mencari pengikut adalah fitnah syahwat. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menguji kita dengan sedikit harta benda dunia dan kita berguguran menjadi budak kesesatan. Boleh dibayangkan jika Dajjal mengusung syurga dan neraka, membunuh dan menghidupkan, di tangannya ada perbendaharaan bumi, memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu turun. Dan memerintahkan bumi menumbuhkan tanam-tanaman lalu tumbuh, kemudian menawarkannya kepada kita. Ke manakah kita akan menginjakkan kaki? Apakah menjadi pengikut Dajjal yang di tangannya kenikmatan semua, atau menjadi kekasih Allah Subhanahu wa Ta’ala? Jawabannya ada dalam diri kita masing-masing.

Ucapan Ulama tentang Kejadian Luar Biasa pada Dajjal
Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullahu berkata: “Hadits-hadits ini yang disebutkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu dan selain beliau tentang kisah Dajjal adalah hujjah bagi ahlul haq tentang kebenarannya. Dia adalah manusia biasa yang dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai ujian bagi hamba-hamba-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemampuan kepadanya berupa hal-hal yang merupakan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, seperti menghidupkan mayat yang dibunuhnya, serta bersamanya ada segala kenikmatan dunia, syurga dan neraka, perbendaharaan dunia, dia memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu terjadi dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan lalu terlaksana. Semuanya terjadi dengan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kehendakNya. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepadanya ketidaksanggupan untuk membunuh orang tersebut (setelah dia menghidupkannya) dan selain orang tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga membatilkan urusannya lalu dia dibunuh oleh Nabi ‘Isa ‘alaihissalam dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengukuhkan orang-orang yang beriman. Inilah mazhab Ahlus Sunnah dan seluruh ahli hadits serta para fuqaha dan para peneliti. Berbeza dengan orang-orang yang mengingkarinya dan menolak perkaranya, seperti Khawarij, Jahmiyyah, sebagian Mu’tazilah serta selain mereka, yaitu bahwa Dajjal itu benar adanya, namun kejadian-kejadian luar biasa pada diri Dajjal adalah khayalan yang tidak memiliki hakikat. 

Mereka mengira, jika hal itu benar nescaya tidak ada perbezaan dengan mukjizat yang terjadi pada diri nabi. Cara berfikir seperti ini termasuk kesalahan mereka seluruhnya, kerana Dajjal tidak mengaku sebagai nabi dan apa yang terjadi pada dirinya hanya sebatas sebagai bukti bahwa dia Dajjal. Dia(dajjal) mengaku sebagai Rabb, meski pada kenyataannya dia berdusta dalam pengakuannya, dari sisi penampilannya sendiri, sesuatu yang baru terjadi, kekurangan dalam hal penciptaan, ketidaksanggupannya untuk menghilangkan kebutaan matanya dan menghilangkan tulisan kafir yang terdapat di antara dua matanya.


Kerana bukti-bukti ini dan selainnya pada diri Dajjal, maka tidak tertipu dengannya kecuali orang-orang yang lemah imannya. Ini semata-mata untuk menutupi keinginan dan kemiskinan, berharap untuk memenuhi kebutuhan hidup, atau menyelamatkan dirinya, atau takut dari gangguannya, karena fitnahnya yang dahsyat dan membingungkan akal.

Oleh kerana itulah, para nabi memperingatkan dari fitnahnya serta menjelaskan tentang kelemahan dan bukti kedustaannya. Adapun orang yang diberikan taufiq oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala mereka tidak akan tertipu dan terpesona dengan apa yang menyertainya dari bukti-bukti yang penuh kedustaan bersamaan dengan apa yang telah dijelaskan tentang keadaannya. Pantaslah orang yang telah dibunuhnya berkata: “Tidak menambahku tentang dirimu kecuali keyakinan.” (Syarah Shahih Muslim 18/58-59 dan Fathul Bari 13/105)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Sesungguhnya Dajjal dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai ujian bagi hamba-hambaNya dengan kejadian-kejadian luar biasa yang diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui tangannya yang boleh disaksikan pada masanya. Dan bagi orang yang memenuhi panggilannya; memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu turun dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanamannya lalu terlaksana yang boleh dimakan oleh binatang-binatang ternak dan dimanfaatkan oleh mereka sendiri kemudian mereka boleh mengambil manfaat dari binatang ternak baik daging ataupun susunya. Dan orang yang tidak memenuhi panggilannya serta menolak seruannya akan ditimpa oleh kehidupan penuh kekurangan serta derita, binatang-binatang ternak mereka habis mati, kekurangan pada harta benda, jiwa, dan buah-buahan. Bersamanya juga ada perbendaharaan bagaikan mayang kurma dan dia membunuh seseorang lalu menghidupkannya. Ini semua bukan penipuan melainkan hakikat yang nyata yang diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menguji hamba-hambaNya pada akhir zaman nanti. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyesatkan banyak orang dan memberikan hidayah kepada mereka. Orang-orang yang ragu, niscaya mereka akan kafir. Dan akan bertambahlah iman orang-orang yang beriman.” (An-Nihayah/Al-Fitan Wal Malahim 1/121)

Ibnu Hajar rahimahullahu berkata: “Pada diri Dajjal terdapat bukti nyata atas kedustaannya di hadapan orang-orang yang berakal. Kerana dia memiliki wujud fizikal serta memiliki bukti dari perbuatannya. Bersamaan dengan kekurangan pada dirinya bahwa dia adalah orang yang buta sebelah matanya. Jika dia menyeru manusia untuk mempertuhankannya itu menunjukkan keadaannya yang paling buruk. Bagi orang yang berakal mengetahui bahwa dia tidak mungkin akan boleh menciptakan selainnya, memperbaiki dan memperelokkan diri serta dia tidak sanggup untuk menghilangkan kekurangan (seperti: matanya yang buta, tulisan kafir di dahinya dan lainya) yang ada pada dirinya. Maka ucapan yang paling ringan untuk dikatakan adalah: ‘Wahai orang yang menyangka boleh menciptakan langit dan bumi, bentuklah dirimu, perbaguslah dan hilangkan sifat kekurangan pada dirimu. Dan jika kamu menyangka bahwa tidak akan terjadi sesuatu yang baru pada diri Rabb, maka hilangkan apa yang tertulis di antara kedua matamu”. (Fathul Bari 13/103)

Ibnul ‘Arabi rahimahullahu berkata: “Segala tanda-tanda kebesaran yang terjadi pada tangan Dajjal, dari turunnya hujan serta tanah menjadi subur bagi orang yang mempercayainya, dan ketandusan atas orang yang mengingkarinya, dan segala yang bersamanya berupa perbendaharaan bumi, bersamanya syurga dan neraka dan air yang mengalir, semuanya merupakan ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala agar orang-orang yang ragu menjadi binasa dan orang-orang yang bertakwa menjadi selamat. Semuanya merupakan perkara yang sangat menakutkan. Oleh kerana itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada fitnah yang paling besar dari fitnah Dajjal.” (Fathul Bari 13/103)

Demikianlah beberapa ucapan para ulama bahwa kejadian-kejadian luar biasa pada diri Dajjal adalah perkara yang hakiki, bukan khayalan atau sebuah kamuflase. Dan demikianlah keterangan-keterangan nash yang wajib diimani.

 Terhindar dari Fitnah Dajjal

Sebagaimana dalam pembahasan di atas sangat jelas bahwa fitnah Dajjal amat sangat berat dan besar sehingga tidaklah heran jika Dajjal memiliki banyak pengikut. Dan pengikut Dajjal yang terbanyak adalah dari kalangan Yahudi, orang ajam (orang-orang non Arab), bangsa Turki, orang-orang A’rabi (orang Badui yang dikuasai kejahilan), dan kaum wanita. Hal ini telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti sabda beliau;

يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُوْدِ أَصْبَهَانَ سَبْعُوْنَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ الطَّيَالِسَةُ


“Yang akan mengikuti Dajjal adalah Yahudi Ashbahan dan 70.000 dari mereka memakai pakaian yang tebal dan bergaris.” (HR. Muslim no. 5237 dari sahabat Anas radhiyallahu ‘anhu)

Pertama: Berpegang teguh dengan Islam dan bersenjatakan iman serta mengetahui nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sifat-sifatNya yang mulia yang tidak ada seorangpun menyamai-Nya dalam masalah ini. Diketahui bahwa Dajjal adalah manusia biasa yang makan dan minum, dan Maha Suci Allah dari hal itu. Dajjal buta sebelah sementara Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak demikian. Dan tidak ada seorang pun boleh melihat Allah Subhanahu wa Ta’ala sampai mati, sementara Dajjal dilihat ketika keluarnya baik oleh orang-orang kafir atau mukmin.

Kedua: Berlindung dari fitnah Dajjal, solatlah sebagaimana yang banyak diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ketiga: Membaca sepuluh ayat dari surat Al-Kahfi baik awal ataupun akhirnya di hadapan Dajjal, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Keempat: Lari dari Dajjal dan mencari tempat perlindungan, seperti kota Makkah dan Madinah. Kerana keduanya adalah tempat yang tidak akan dimasuki oleh Dajjal, sebagaimana disebutkan dalam riwayat Al-Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-Hakim dari sahabat ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu di dalam kitab Shahih Al-Jami’us Shagir (5/303 no. 6177). 
Dalam zaman era kini ,kita sering kaitkan  perkataan ''dajjal'' atau ''majal'' pada manusia yang suka atau membuat masalah dengan sengaja pada individu ataupun perkumpulan.''dajal'' ini sering menindas atau memyiksa kehidupan masyarakat atau individu,dan ini sering diistilahkan sebagai ''dajjal kecil''.Dari sudut kepercayaan pula semua umat manusia zaman kini percaya akan kewujudan dajjal seperti tulisan ini dan tulisan ini.

Wallahu'alam.
~jaksa kotaraja